Salat Dhuha
atau terkadang ditulis "sholat dhuha" merupakan salat sunah yang
dikerjakan ketika matahari sudah setinggi tombak hingga menjelang masuknya
waktu salat zuhur. Salat yang dikerjakan minimal dua rakaat ini juga mempunyai
berbagai keutamaan jika dikerjakan. Waktu menjalankan salat duha yaitu di
antara dua salat wajib, setelah salat subuh dan sebelum salat zuhur. Namun,
usai melaksanakan subuh, umat Islam mesti menunggu terbitnya matahari terlebih
dahulu.
Pada dasarnya,
terdapat dua waktu yang diharamkan untuk mengerjakan salat, yaitu setelah subuh
hingga matahari terbit, dan setelah asar hingga matahari tenggelam.
Diriwayatkan Abu Hurairah, "Sesungguhnya Rasulullah melarang dua salat;
melarang salat setelah salat subuh hingga terbit matahari dan setelah asar
hingga terbenam matahari." (H.R. Al-Bukhari).
Niat dan Jumlah
Rakaat Sholat Dhuha Sebelum menjalankan salat duha, terlebih dahulu didahului
dengan niat untuk mengerjakannya. Niat tersebut dapat diucapkan dalam hati, dan
dapat pula dilafalkan. Bacaan niat salat duha dapat dilafalkan seperti di bawah
ini. أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā. Artinya,
"Aku menyengaja salat sunah Dhuha dua rakaat karena Allah SWT."
Salat Dhuha
dikerjakan minimal dua rakaat. Namun, tidak ada larangan untuk menambah jumlah
rakaat salat Dhuha. Nabi Muhammad pernah melakukan salat duha 8 rakaat,
berdasarkan riwayat Ummu Hani', "Nabi saw. pada tahun terjadinya Fathu
Makkah beliau salat duha delapan rakaat.” (H.R. Bukhari). Jika salat duha
dikerjakan lebih dari dua rakaat, maka pengerjaannya diutamakan sekali salam
untuk dua rakaat.
Doa Usai Sholat
Dhuha Setelah mengerjakan salat duha, maka dianjurkan pula untuk membaca
beberapa doa sebagai berikut ini:
اَللهُمَّ
اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ،
وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
Artinya,
"Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah
keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah
kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu."
اَللهُمَّ
اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ
فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعْسِرًا (مُعَسَّرًا) فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ
حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ
وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ
الصَّالِحِيْنَ
Artinya,
"Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah. Jika
berada di dalam bumi, maka keluarkanlah.
Jika sukar atau
dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang)
haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah dengan hak duha, keelokan, keindahan,
kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan
kepada para hamba-Mu yang saleh."
Keutamaan
Sholat Dhuha Umat Islam yang mengerjakan salat duha, berarti mengikuti sunah
Nabi Muhammad, sebagaimana yang beliau wasiatkan kepada Abu Hurairah. Abu
Hurairah berkata, "Rasulullah, kekasihku itu berwasiat padaku tiga hal:
puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat salat duha (setiap hari), dan salat
witir sebelum tidur." Selain itu, salat duha juga dapat disamakan dengan
sedekah.
Rasulullah
bersabda,"Setiap pagi, ruas anggota tubuh kalian harus dikeluarkan
sedekahnya. Amar ma’ruf adalah sedekah, nahi mungkar adalah sedekah, dan semua
itu dapat diganti dengan salat duha dua rakaat," (H.R Muslim). Orang yang
terbiasa mengerjakan salat duha juga berpeluang mendapatkan ampunan dari Allah
atas dosa-dosanya pada masa lalu. Nabi Muhammad menyampaikan,"Siapa yang
membiasakan diri (untuk menjaga) salat duha, dosanya akan diampuni meskipun
sebanyak buih di lautan." (HR At-Tirmizi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar