Selasa, 20 Desember 2022

Stasiun Tulungagung, Dulu dan Kini

Pada tahun 2017, saya dan Dafik (owner the Hasan Video) melakukan beberapa pemotretan stasiun Tulungagung dalam mengikuti lomba Foto Kereta Api Indonesia. Lomba tersebut diadakan dalam memperingati 150 tahun perkeretaapian Indonesia yang jatuh pada tahun 2017. Untuk memperingatinya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengadakan lomba foto dengan tema "The Journey is A Treasure". Pada tahun ini saya bongkar-bongkar file, ternyata masih ada foto-foto hasil jeperetan lomba saat itu. Supaya foto-foto tersebut dapat bercerita, saya sertakan sejarah singkat stasiun Tulungagung dari berbagai sumber. 

Pintu utama stasiun Tulungagung dengan Bangunan era Kolonial
Perusahaan kereta api negara Staatssporwegen (SS) memulai pembangunan jaringan kereta api pertamanya di Indonesia pada tahun 1875. Pertama pembangunan dilakukan di wilayah timur yaitu mulai dari Surabaya-Pausuruan sepanjang 63 km pada 1878. Kemudian pembangunan dilanjutkan sampai ke Malang, Blitar, Tulungagung, dan Kediri. Pembangunan stasiun Tulungagung dimungkinkan sejalan dengan pembangunan lintasan kereta api tersebut yaitu sekitar tahun 1879. 
Bangunan teras kolonial yang masih bertahan hingga saat ini
Pada masa kolonial Belanda, stasiun Tulungagung adalah stasiun besar yang memiliki beberapa sarana dan prasarana pendukung kereta api seperti jembatan timbang, menara air, turntable, dan dipo lokomotif. Bahkan pada saat itu memiliki 6 hingga 7 jalur dalam satu emplasemen. Pada tahun 1995 menjadi 5 jalur, pada 2009 masih 4 jalur, dan hari ini menyisakan 3 jalur.

Turun melalui pintu terdekat dengan stasiun dan naik melalui
sisi terjauh, merupakan metode efektif untuk mempersingkat
sirkulasi penumpang
Dulu stasiun Tulungagung merupakan stasiun percabangan Tulungagung Blitar, Tulungung Kediri, dan Tulungagung Trenggalek. Jalur percabangan Tulungagung-Trenggalek merupakan upaya pemerintah saat itu dalam membuka daerah pedalaman yang terisolasi untuk kesejahteraan masyarakat. Jalur tersebut adalah jalur yang diperuntukkan kereta api jenis Trem, yaitu kereta api dengan lokomotif dan gerbong berukuran lebih kecil, kecepatan lebih rendah, kapasitas pengangkutan yang lebih kecil, serta jarak tempuh yang lebih dekat.

Kereta api Trem, yang menapak di jalur Tulungagung-Trenggalek-Tugu
Jalur Tulungagung-Trenggalek membentang sepanjang 48 km, dibangun melalui tiga tahap. Pertama dati Tulungagung menuju Campur Darat sepanjang 14 km diselesaikan pada 15 Juli 1921. Selanjutnya Campurdarat-Trenggalek sepanjang 25 km selesai pada 1 Juli 1922. Terakhir pada 3 Januari 1923 keseluruhan jalur sudah diselesaikan dengan dihubungkannya Trenggalek-Tugu sepanjang 9 km.

Jam dinding yang menjadi pedoman kedatangan
dan pemberangkatan kereta api
Untuk menjangkau beberapa daerah yang dilewati jalur kereta api tersebut dibangun beberapa stasiun atau halte. Berturut mulai dari Tulungagung yaitu Jepun, Beji, Boyolangu, Pojok, Pelem, Campur darat, Duwet, Bandung, Bandung Pasar, Bulus, Kedunglurah, Bendo, Ngetal, Ngpeoh, Trenggalek, Nglongsor, Winong, dan Tugu. Dari Stasiun Tulungagung hingga Stasiun Tugu dapat ditempuh sekitar 2,5 jam.

Kursi khas stasiun tempat bersandar penumpang dalam penantian
Sayang sekali jalur Tulungagung-Trenggalek tidak lama beroperasi. Tepatnya pada 1 November 1932 jalur tersebut resmi ditutup karena faktor krisis ekonomi pada tahun 1930an. Untuk relnya jalur Campurdatar-Tugu telah dicabut Jepang pada tahun 1943, sedang gundukan tananhnya dikeruk untuk meninggikan jalan raya Campurdarat-Bandung yang memiliki peran penting untuk mobilitas rakyat dan tentara pada era perang revolusi.

Kran air yang terhubung dengan menara air untuk mengisi ketel kereta api uap
Sumber:
1. PT KAI Heritage
2. Wikipedia

Minggu, 18 Desember 2022

Perkembangan Studi Islam di Kalangan Ilmuwan Muslim

Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini lebih bermakna dalam arti seluas-luasnya.

Dalam pelaksanaan pendidikan Islam sangat dibutuhkan metode yang tepat, efektif, dan efisien dengan tujuan untuk menghantarkan suatu tujuan pendidikan yang telah direncanakan dan dicita-citakan. Materi yang baik dan benar saja tidak bisa tercover dengan baik jika tidak diimbangi dengan metode yang baik pula.

Kebanyakan metode yang digunakan saat ini adalah model ceramah tanpa sentuhan dan motivasi yang membuat peserta didik bangkit untuk melompat mencari potensi dan mengembangkanya. Metode yang monoton ini tentu saja menjadikan peserta didik tertekan dan seakan ingin lari dari kelasnya.

Hal yang demikian dilakukan karena pengajaran studi Islam yang ada selama ini hanya diarahkan pada terciptanya para lulusan yang dapat menghafal ajaran agama, tetapi tidak mampu mengembangkannya. Tulisan ini selain mencoba membawa pembaca untuk memiliki wawasan yang utuh dan integral tentang Islam, juga dapat mengembangkannya. Tulisan ini sebagai pengantar yang diharapkan dapat menunjukkan dengan jelas tentang bagaimana ajaran Islam itu seharusnya dipahami.

A. Memahami Perkembangan Studi Islam di Kalangan Ilmuwan Muslim

Secara Etimologi

perkembangan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perkembangan artinya perihal berkembang. Studi menurut KBBI yaitu penelitian ilmiah, kajian, telaahan, dan suatu pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh. Islam dari bahasa Arab (اسلام) merupakan agama yang di ajarkan oleh nabi muhammad SAW. Ilmuwan merupakan orang yang ahli atau banyak pengetahuan tentang suatu ilmu. Muslim berasal dari bahasa Arab “muslim”, secara harfiyah berarti seseorang yang berserah diri pada Allah, termasuk segala makhluk yang ada dibumi dan dilangit. Kata muslim diartikan penganut agama Islam.

Secara Terminologi

Perkembangan studi Islam dikalangan ilmuan muslim merupakan Sebagai aktifitas yang bergerak dalam perkembangan studi islam yang perlu mengetahui sejarah perkembangan studi islam untuk memberi arah bagi programnya. Sebab dengan adanya sejarah studi tersebut juga berfungsi sebagai ilmu pengetahuan dan sebagai langkah serta sebagai jalur langkah yang menentukan dalam mempelajarinya. Serta mengerti perkembangan apa saja yang dibuat oleh tokoh-tokoh yang memajukan studi untuk mengembangkan ilmu dari dahulu sampai sekarang ini. Dan juga mengetahui cara atau pendekatan apa saja yang digunakan dalam perkembangan studi islam.[1]

B. Perkembangan Studi Islam di Kalangan Ilmuwan Muslim

Islam telah ada sejak zaman kenabian. Sejak itu Islam terus berkembang hingga saat ini. Namun, perkembangannya Islam tidak semudah apa yang kita lihat, saat ini ajaran Islam mengalami kemunduran hingga akhirnya berjaya hingga saat ini.

Pada Tahun 1800 M disebut sebagai Islam modern sampai saat ini. Dimasa ini banyak perkembangan dalam kehidupan Islam, meliputi pendidikan, politik, perdagangan dan kebudayaan. Seluruh perkembangan Islam dirangkum dalam sejarah Islam yang terbagi menjadi 3 periode, yaitu periode klasik (650-1250 M), periode pertengahan (1250-1800 M), dan periode modern (1800-sekarang).

1. Periode klasik (650-1250 M)

Islam mengalami masa keemasan atau masa kejayaan dengan dibuktikan perluasan wilayah kekuasaan Islam adanya integrasi antar wilayah Islam dan adanya puncak kemajuan Islam di bidang Ilmu dan Sains. pada masa ini mengalami empat kali masa kepemimpinan, yaitu masa kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan sahabat (611- 622 M), Abbasiyah (656 H) dan Umayyah(masa peralihan dan pemerintahan), Dinasti Fatimah di Mesir. ciri-ciri periode ini banyak memperhatikan dari sejarah dan tanpa menutup mata terhadap dinasti-dinasti kecil. Namun sekitar tahun 1000-1250 M keutuhan umat Islam di bidang politik pecah, kekuasaan khalifah menurun, akhirnya tahun 1251 M dapat dikuasai dan di hancurkan Hulagu Khan.

2. Periode pertengahan (1250-1800 M)

Pada periode ada dua fase yaitu, fase pertama kemunduran (1250-1500 M) zaman ini desentralisasikan dan disintegrasi semakin meningkat. Banyak wilayah yang memisahkan diri dari kekuasaan pusat. Fase kedua 3 kerajaan besar (1500-1800 M). Dimulai zaman kemajuan (1500-1700 M) dengan tiga Negara, yaitu kerajaan Ustman di Turki, kerajaan Syafawi di Persia, kerajaan Mughal di India yang berjaya di bidang literature dan arsitektur. ciri-ciri periode ini kekuasaan politik terpecah-pecah dan saling bermusuhan.

3. Periode modern (1800-sekarang)

Disebut juga periode pembaharuan karena merupakan zaman kebangkitan dan kesadaran umat Islam terhadap kelemahan dirinya dan adanya untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang pengetahuan dan teknologi. Masa kebangkitan Islam atau disebut dengan masa pembaharuan mulai menggeliat pada tahun 1800 M.

Pada masa tersebut kalangan kaum muslimin banyak yang mengarahkan pemikirannya untuk kemajuan agama Islam, diantaranya ilmu pengetahuan, kebudayaan dan ajaran Islam berkembang di berbagai Negara seperti Negara India, Turki, Mesir.[2]

C. Karakteristik studi Islam oleh umat Islam dari masa ke masa

Menurut Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. karakter studi Islam merupakan karakter yang khas yang dapat dikenali melalui konsepsinya dalam berbagai bidang, seperti bidang agama, ibadah, muamalah, yang didalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, kehidupan, lingkungan hidup, kesehatan pekerjaan, serta Islam sebagai sebuah disiplin ilmu.[3]

Secara umum karakteristik studi Islam adalah ciri khusus yang ada dalam dunia pendidikan di agama Islam baik yang masalah ekonomi, pendidikan, politik, budaya dan lain-lain, yang terjadi dari masa lalu dan masa yang berlanjut selanjutnya.

Studi Islam atau biasa disebut dengan pendidikan agama Islam dari masa ke masa mempunyai banyak sekali perbedaan baik kemajuan maupun kemunduran yang pada masing-masing masa mempunyai karakternya masing-masing.

Beberapa pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam terbagi menjadi 5 periode, yaitu:

1. Periode pembinaan pendidikan Islam, yang berlangsung pada zaman Nabi Muhammad SAW.

2. Periode pertumbuhan pendidikan Islam, yang berlangsung sejak Nabi Muhammad SAW wafat sampai akhir Bani Umayyah. Yang di warnai dengan perkembangannya ilmu-ilmu naqliyah.

3. Periode kejayaan (puncak perkembangan) pendidikan Islam, yang berlangsung sejak permulaan daulah Abbasiyah sampai dengan jatuhnya Baghdad, yang di warnai berkembangnya ilmu aqliyah dan munculnya madrasah, serta memuncaknya perkembangan kebudayaan Islam.

4. Periode kemunduran pendidikan Islam, yaitu sejak jatuhnya Baghdad sampai jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon, yang ditandai dengan runtuhnya sendi-sendi kebudayaan Islam dan berpindahnya pusat-pusat pengembangan kebudayaan ke dunia Barat.

5. Periode pembaharuan pendidikan Islam, yang berlangsung sejak pendudukan Mesir oleh Napoleon sampai masa kini, yang ditandai gejala-gejala kebangkitan kembali umat dan kebudayaan Islam.[4]

D. Perkembangan Studi Islam di Kalangan Ilmuwan Muslim pada Era Modern

Setelah terjadinya banyak kasus dalam dunia penddikan Islam pada era klasik, baik dalam masa-masa pembinaan, pertumbuhan, kemunduran dan juga sempat mengalami kejayaan, pada era modern yang sekarang ini pendidikan diseluruh dunia menjadi sangat pesat perkembangannya.

Yang dikhususkan adalah perkembangan studi Islam yang semakin maju dalam penggunaan alatnya yang semakin canggih dibanding masa klasik, banyak penemuan-penemuan baru dan yang diajarkan juga sekarang sangat komplek sesuai bidangnya masing-masing, dan pada era modern banyak juga ilmuwan-ilmuwan Muslim yang bermunculan yang mengajarkan ilmunya atas tuntunan dari Allah Swt atas dasar keimanan mereka.

Pada era modern banyak bermunculan bidang-bidang ilmu pendidikan, baik pendidikan agama, ekonomi, budaya dan juga politik. Perkemangan Islam pada era modern biasanya juga disebut sebagai masa pembaharuan, para ilmuwan-ilmuwan melakukan pembaharuan dalam banyak bidang yang berlandaskan al-qur’an dan hadits. Pembaharuan tersebut mulai muncul ketika umat Islam sadar bahwa mereka telah tertinggal banyak dari bangsa Perancis dan bangsa barat lainnya yang saat itu mengalami perkembangan yang sangat pesat, dan juga kesadaran bahwa mereka telah jauh dari ajaran Rasulullah, seperti sebagai berikut :

1. Bercampurnya akidah Islamiyah dengan kemusyrikan

2. Ada sekelompk umat Islam yang hidup mementingkan kehidupan akhirat tanpa memerdulikan kehidupan dunia.

3. Orang Islam yang menganut paham kejawen.[5]

Dengan adanya penyimpangan-penyimpangan tersebut mendorong munculnya para penggagas dan pembaharu Muslim yang berusaha menyadarkan terhadap penyimpangan yang telah dilakukan agar kembali ke jalan yang di ridhoi Allah SWT. Beberapa tokoh yang mempelopori perkembangan Islam pada periode modern yaitu, Muhammad bin Abdul Wahab (1115 H/1703 M), dari Arab. Rifa’ah Badawi Rafi AtTahtawi atau At Tahw (1801 M) dari Tahta Tahub. Jamaludin Al Afghani (1839 M), dari Afghanistan.[6]

Dari sekian banyak hal yang terjadi dalam pendidikan Islam, perlu adanya perubahan dan pembaharuan pola pendidikan. Karena dari pola pendidikan yang ada sekarang kurang mampu untuk memberikan konstribusi yang cukup dalam dunia pendidkan dan masih terlalu jauh dengan kemajuan yang terjadi oleh bangsa barat. Secara garis besar, terjadi tiga pola pemikiran pemabaharuan pendidikan Islam, yaitu sebagai berikut:

1. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pendidikan modern di barat.

2. Pola pembaharuan yang berorientasi pada sumber Islam yang murni.

3. Pola pembaharuan yang berorientasi pada nasionalisme.[7]

Tokoh pembaharu yang ternama adalah Muhammad ibn Abdul Wahab di Arabia dengan Wahabiyahnya pada tahun 1703-1787 M. Gerakan berpengaruh besar pada abad ke-19. Upaya dari gerakan ini adalah memperbaiki umat Islam sesuai ajaran Islam yang telah mereka campur adukkan dengan ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke-13 telah tersebar luas di dunia Islam.

Dalam bidang ilmu pengetahuan, di Turki Usmani mengalami kemajuan dengan usaha-usaha dari Sultan Muhammad II terhadap umat Islam di negaranya untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan upaya melakukan pembaharuan dibidang pendidikan dan pengajaran, yaitu :

1. Memberikan muatan pelajaran umum

2. Upaya mendirikan “Mektebi Ma’arif”

3. Upaya mendirikan “Mektebi Ulumil Edebiyet”

4. Mendirikan perguruan tinggi dengan berbagai jurusan.[8]

E. Ragam Metode dan Pendekatan Studi Islam yang digunakan Ilmuwan Muslim Kontemporer

Beberapa pendekatan studi yang diterapkan oleh ilmuwan Muslim kontemporer yaitu:

1. Pendekatan Historis

Studi yang digunakan untuk mempelajari dan menjelaskan bentuk-bentuk dasar masa lalu.

2. Pendekatan studi perbandingan

Studi yang digunakan untuk melihat kesejajaran dan perbedaan antar agama, setiap peradaban dan kebudayaan yang berbeda dengan ciri khas tersendiri. Misalnya pertumbuhan sistem-sistem Ekonomi yang telah memberikan akibat buruk kepada sejumlah institusi tradisional agama, seperti kapitalisme modern.

3. Pendekatan studi konstektual

Studi yang digunakan untuk menghadapi agama yang dikondisikan oleh konteks sosial. Dimana terjadi perubahan elemen keagamaan dan perubahan kontektual.

4. Pendekatan studi Hermeneutis

Studi yang digunakan untuk mengetahui pengikut agama dengan menggunakan data yang jelas. (Mircea Alidiane: 475-478).

5. Pendekatan Normatif (agama)

Studi yang digunakan untuk melihat Islam atau agama-agama lain berdasarkan teks yang sudah tertulis dalam kitab suci masing-masing bercorak literal, tekstual dan absolut.[9]

6. Pendekatan Ilmu sosial

Studi yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar manusia tentang kehidupan yang diamati sebagai satu realitas obyektif untuk mendapatkan suatu formula yang bersifat universal. Pendekatan ini lebih menekankan pada aspek yang bersifat empiris.

7. Pendekatan Fenomenologi

Studi yang digunakan untuk memahami agama lain dengan berusaha untuk masuk pada suatu komunitas agama dengan melepaskan atribut yang dimilikinya.

Beberapa metode yang diterapkan yaitu:

1. Metode Filologi adalah metode penelitian berdasarkan teks dengan mempelajari dan meneliti naskah-naskah lama untuk mengerti apa yang terdapat didalamnya sehingga diketahui latar belakang kebudayaan masyarakat yang melahirkan naskah-naskah itu.

2. Metode Deskriptif adalah metode berdasarkan uraian apa adanya yang berasal dari suatu tempat atau tokoh pelaku sebuah peristiwa, metode ini digunakan jika peneliti ingin mengangkat sosok pemikir yang diteliti dengan cara menjelaskan dan menghubungkan secara cermat data dalam bentuk-bentuk pernyataan dan rumusan-rumusan pendapat.

3. Metode Komparatif adalah perbandingan antara yang satu dengan yang lainnya, metode ini bermaksud untuk menemukan tipe, corak atau kategori suatu pemikiran, kemudian memposisikannya dalam peta pemikiran secara umum, teori kemudian digunakan untuk mendeduksi pemikiran yang telah direkontruksi (dibangun kembali).

4. Metode Hermeneutika digunakan untuk menemukan hubungan pemikiran yang diteliti dengan gejala-gejala sosial yang ada. Hermeneutika adalah studi tentang prinsip-prinsip metodologi interpretasi dan ekplanasi khususnya kajian tentang prinsip-prinsip umum kitab suci.

5. Metode Filsafat berusaha untuk sampai pada kesimpulan-kesimpulan yang universal dengan meneliti akar permasalahannya. Filsafat adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membahas segala sesuatu dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan sedalam-dalamnya, sejauh didalam jangkauan kemampuan akal budi manusia.

 

DAFTAR PUSTAKA

Edi, Eko, 2015, Karakteristik Studi Islam Klasik dan Modern, Retrieved from edieko blogspot:http://edieko271.blogspot.co.id/2015/05/karakteristik-studi-islam-klasik-dan.html

Hakim, Muhammad Atang Adbul, 2012, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mirea, A, 2000, Metodologi Studi Agama, Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Muluk, M, 2013, Perkembangan Metode Studi Islam. Diambil kembali dari gubukhukum.blogspot.co.id:http://gubukhukum.blogspot.co.id/2013/01/perkembangan-metode-studi-islam_9545.html

Nata, Abudin, 2006, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nugraha, Putra, 2008, Sejarah Kebudayaan Islam, Surakarta: Fitrah.

[1] Mas Muluk “ Perkembangan Metode Studi Islam “ gubukhukum.blogspot.co.id, diakses dari http://gubukhukum.blogspot.co.id/2013/01/perkembangan-metode-studi-islam_9545.html

[2] DRS. Atang Abd Hakim, MA. dkk. 2012 metodologi studi islam. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA

[3] Abudin Nata,2006, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hlm.79

[4] Eko Edi, “Karakteristik Studi Islam Klasik dan Modern“, edieko blogspot, diakses dari http://edieko271.blogspot.co.id/2015/05/karakteristik-studi-Islam-klasik-dan.html, pada tanggal 07/10/2015 pukul 17.35

[5] Putra Nugraha, 2008, Sejarah Kebudayaan Islam, Surakarta : Fitrah, hlm.4

[6] Eko Edi., op. cit

[7] Putra Nugraha., op. cit

[8] Ibid.,

[9] Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, hlm. 34

 

 

Sabtu, 17 Desember 2022

Teknik Deklamasi Puisi

Membaca puisi pada hakikatnya tidak sekedar membaca harfiah, namun lebih dari itu dapat disebut sebagai memaknai puisi. Puisi yang tertulis seperti batu. Dingin dan beku. Jika seseorang mendekat. kemudian membacanya, ia seperti malaikat yang memberi nyawa pada puisi tersebut. Selanjutnya puisi akan hidup sekaligus memiliki kekuatan.

Untuk dapat membaca dengan ekspresi sesuai makna yang terkandung dalam puisi, maka terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Setidaknya hal tersebut dibagi menjadi dua, yaitu tahap persiapan yang berkaitan dengan pemaknaan puisi, dan tahap penampilan yang berkaitan bagaimana makna tersebut diungkapkan kembali ke dalam sebuah pembacaan.

A. Tahap Pemaknaan
Tahap pemaknaan atau interpretasi dapat dilakukan dengan memaknai puisi mulai dari makna kata sampai pada makna kalimat-kalimat majas dan penyiasatan struktur bahasa. Pemaknaan ini nantinya akan digunakan untuk menentukan gaya pengucapan dan gerak serta gestur tubuh dalam pembacaan.

B. Tahap Performance
Pada tahap ini, pembaca dintuntut untuk mengekspresikan teks-teks puisi sesuai dengan pemaknaan yang dipelajari sebelumnya. Untuk dapat mengungkapkan makna melalui penampilan yang baik, setidaknya terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan;

1. Ketepatan Artikulasi

Artikulasi adalah cara mengucapkan dengan suara. Artikulasi meliputi kejelasan pelafalan, tinggi rendah suara atau intonasi, jeda suara, dan tempo atau cepat lambat pengucapan. Dalam pembacaan puisi, tinggi rendah suara menyesuaikan dengan makna yang diusung dari teks. Adapun jeda suara dan cepat lambat pengucapan dapat difungsikan untuk menonjolkan kata atau kalimat tertentu yang maknanya diutamakan.

2. Ketepatan Mimik

Mimik adalah gerak air muka atau raut wajah. Mimik atak raut wajah dapat ditentukan melalui olah rasa terhadap puisi. Untuk mengekspersikan rasa sedih, senang, heran, cemas dan lain sebagainya diperlukan olah rasa atas puisi yang akan dideklamasikan. Dalam mengekspresikan makna puisi ke dalam mimik diperlukan kemampuan peralatan tubuh dalam merespon terhadap berbagai hal terutama yang berhubungan dengan sifat-sifat, yaitu:
- Mata untuk merespon objek-objek visual
- Hidung untuk merespon objek aroma
- Telinga untuk merespon objek-objek suara
- Lidah untuk merespon objek rasa
- Tubuh untuk merespon objek sentuhan atau rabaan

3. Ketepatan Gerak Tubuh

Gerak tubuh  dapat menopang makna puisi yang ingin disampaikan. Dalam gerak tubuh terdapat tiga tingkatan, yaitu mulai dari gerakan terkecil gesture, movement, dan business. Gestur adalah gerak tangan, perubahan posisi tubuh, dan isyarat. Gestur sangat efektif untuk menyampaikan emosi dan situasi. Sedangkan movement adalah perpindahan tempat dalam pentas. Misalnya dari panggung belakang berpindah ke depan. Adapun Business adalah kesibukan khusus, seperti berjalan, menyapu, dan lain sebagainya.

Untuk mempermudah menghafal bagian-bagian puisi yang mendapat perhatian khusus dapat dilakukan dengan menandai bagian-bagian tersebut dengan coretan-coretan pensil di sekitar kata, kalimat, dan baris puisi. Selain itu juga dapat dengan memberikan catatan-catatan tertentu di sekitar baris-baris puisi. Setelah itu puisi dibaca berulang kali dengan tekanan suara yang sesuai dengan makna, apabila sudah dirasa lancar setengah hafal, dilanjutkan pada penambahan mimik wajah, gestur, dan gerak tubuh. Setelah kesemuanya menjadi satu kesatuan, dilatih terus menerus hingga ketika pembaca puisi lancar bagaimana mengartikulasikan pembacaan, mengatur ekspresi wajah, gestur dan gerak tubuh. Jika pembaca puisi sudah hampir hafal keseluruhannya, maka sudah siaplah untuk tampil dalam deklamasi puisi.

 



Senin, 12 Desember 2022

Katalog Mesin Ketik Triumph

Mesin ketik Triumph diproduksi di Jerman mulai tahun 1908-1977. Berikut ini adalah jenis-jenis mesin ketik keluaran Triumph:

A. TRIUMPH STANDARD

1. Triumph Standard 
Diproduksi tahun 1908-1920

2. Triumph 10
Diproduksi tahun 1927-1935
3. Triumph 12
Diproduksi tahun 1936-1948

4. Triumph 14
Diproduksi tahun 1948-1950

5. Triumph Matura
Diproduksi tahun 1950-1954

6. Triumph Rasanta
Diproduksi tahun 1950-1954

7. Triumph Matura Super
Diproduksi tahun 1961-1962


B. TRIUMPH PORTABLE

1. Triumph Durabel
Diproduksi tahun 1929-1934

2. Triumph Perfect/Norm
Diproduksi tahun 1935-1940

3. Triumph Norm/Perfect
Diproduksi tahun 1938-1945

4. Triumph Norm/Perfect
Diproduksi tahun 1948-1952

5. Triumph Norm/Perfect
Diproduksi tahun 1951-1959

6. Triumph Norm/Perfect
Diproduksi tahun 1961-1962

7. Triumph Personal/Tippa
Diproduksi tahun 1961-1977

8. Triumph Tippa
Diproduksi 1979

9. Triumph Gabriele 3
Diproduksi tahun 1962-1965

10. Triumph Gabriele 10
Diproduksi tahun 1966-1970

11. Triumph Gabriele 35
Diproduksi tahun 1968-1977

12. Triumph Gabriele 5000 Elektrik
Diproduksi tahun 1970-1977

13. Triumph Gabriele 2000 Elektrik
Diproduksi tahun 1973-1977

Makna Filosofi Ricikan Keris

Pada 25 November 2005 lalu secara resmi UNESCO yaitu sebuah organisasi pendidikan, keilmuwan, dan kebudayaan PBB mengakui keris sebagai salah satu warisan dunia tidak benda atau Intangible Culturan Heritage. Maksudnya adalah bahwa yang diakui Unesco bukanlah bendanya, namun nilai-nilai luhur yang terkandung secara tersirat (intangible) dapat diajarkan secara lisan kepada siapa saja.

Keris adalah senjata tradisional yang menyimpan ajaran kebajikan hidup. Ajaran-ajaran tersebut disisipkan mulai dari bahan yang digunakan (kombinasi besi, baja, dan meteorit atau nikel), dapur keris (bentuk keseluruhan), ricikan keris (unsur-unsur yang membentuk dapur kesir), dan pamor keris (motif meteorit atau nikel pada besi dan baja dalam bilah keris). 

Selain dalam keris, budaya masyarakat Jawa juga menyisipkan ajaran-ajaran tentang kehidupan pada benda-benda yang dipakainya, seperti setiap detail desain rumah dan pakaian yang digunakan. Ajaran-ajaran tersebut ditulis dalam bentuk simbol-simbol yang estetis. Kita sebagai generasi penerus peradaban luhur ini sudah selayaknya membaca ajaran-ajaran mulia tersebut untuk pegangan dalam menjalani kehidupan.

Dari segi bahan yang digunakan, keris memiliki ajaran hidup tentang penciptaan. Bahan batu meteor sebagai pembentuk utama pamor mencerminkan sosok ibu, sedangkan bahan besi sebagai bahan utama bilah mencerminkan sosok ayah. Menyatunya besi dan pamor dalam bilah mencerminkan titik awal munculnya makhluk hidup.

Selain pada bahan yang digunakan, filosofi penciptaan juga terkandung dalam dua bagian utama keris yaitu bilah dan gonjo. Bilah melambangkan lingga yang memiliki makna maskulinitas (laki-laki), sedangkan gonjo melambangkan yoni yang memiliki makna feminitas (perempuan). Bersatunya laki-laki dan perempuan adalah awal sebuah penciptaan.

Selain dari segi bahan yang digunakan, ajaran-ajaran kebajikan hidup juga diajarakan dalam pamor keris, dapur keris, dan ricikan sebagai unsur pembangun  dapur itu sendiri. Dalam kesempatan ini akan dijelaskan secara detail makna-makna filosofis pada ricikan keris.

Ricikan bagian atas keris. Sumber: https://sites.google.com/site/seputartosanaji/

Ricikan bagian bawah keris. Sumber: https://sites.google.com/site/seputartosanaji/

Adapun makna ricikan keris berdasarkan Poerwadarminta, WJS. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia: JB Wolters Uitgevers Maatschappij. diantaranya sebagai berikut :

1. Sirah Cecak

Sirah Cecak melambangkan kepala manusia yang disebut Betal Jemur (rumah kemakmuran) adalah simbol dari segala asal muasal segala kesenangan dan kebahagiaan manusia. Dari sini dapat kita pahami bahwa kebahagiaan sebenarnya dapat kita kontrol melalui pikiran. Meski letak kebahagiaan adalah rasa yang berada dalam hati, namun tetap kendali utama oleh pikiran.

2. Tikel Alis

Tikel Alis memiliki arti bertemunya alis. Ketika seorang dalam keadaan awas dan waspada maka pandangannya bertumpu pada titik di tengah kedua alis. Makna yang terkandung di dalamnya adalah bahwa dalam hidup harus selalu waspada. Kita tidak boleh lengah sedikitpun mulai dari hal yang kecil, seperti lengah dalam pemanfaatan waktu.

3. Sekar Kacang

Sekar Kacang memiliki karakter melingkar menunduk ke bawah memiliki makna kerendahan hati. Seseorang dalam hidupnya selayaknya rendah hati, karena sesungguhnya apa yang dimilikinya, kelebihan-kelebihan yang melekat padanya, kesemua itu adalah titipan ilahi. Semua akan musnah bersama masuknya jasad ke dalam liang lahat.

4. Lambe Gajah

Lambe Gajah menggambarkan mulut atau lisan manusia merupakan simbol dari ajaran untuk selalu hati-hati dalam berucap. Ucapan yang keluar dari sesuatu yang lembek dan lentur, namun jika tidak tepat dapat berakibat fatal. Ucapan yang berupa suara keluar dari mulut akan didengar oleh telinga kemudian diteruskan ke dalam pikiran. Di dalam pikiran ini makna dari suara tersebut dioleh dan memunculkan respon yang dapat melebihi dari makna itu sendiri.

5. Greneng

Greneng adalah ricikan bentuk aksara 'dha' dua kali, sehingga akan terucap dhadha. Dhadha bahasa Jawa artinya adalah dada dalam bahasa Indonesia. Dada melambangkan kejujuran, karena sejatinya kejujuran bersumber dari hati yang letaknya di dalam dada.

6. Gandhik

Gandhik secara bahasa berarti batu silinder untuk menggerus atau menumbuk sesuatu. Gandik dalam keris seperti bersandar pada bilah, bahkan terdapat gandhik yang mboto rubuh atau bersandar bilah dengan kecondongan tertentu, hal sebagai simbol kepasrahan seorang hamba pada pencipta.

7. Sogokan

Sogokan bermakna selalu ingin mengetahui tentang kebenaran sejati sampai sedalam dalamnya , jadi manusia harus mengungkapkan tentang kebenaran bukan hanya tahu sebatas kulit luarnya saja..

8. Bungkul

Bungkal adalah ricikan keris yang berada di atas gonjo bagian tengah yang menguncup ke atas sebagai perlambangan tekad yang bulat. Di saat seseorang telah memiliki cita-cita, maka sudah seharusnya mendayagunakan usahanya untuk mencapainya.

9. Sraweyan

Sraweyan secara bahasa berarti bergerak-gerak melambai merupakan lambang bagi watak manusia yang selalu ingin mencari kesalahan orang lain. Hal ini harus dihindari, dan diarahkan untuk mencari kesalahan sendiri sebagai bahan untuk intropeksi diri.

10. Kruwingan

Kruwingan merupakan simbol dari tubuh fisik manusia yang harus dijaga dengan baik karena merupakan titipan dari Tuhan.

11. Pijetan/blumbangan

Pijetan atau Blumbangan adalah simbol dari ibu jari yang menggambarkan kekokohan semangat yang menjadi penyangga kehidupan. Blumbangan juga memiliki makna bahwa manusia harus bisa legowo, dapat menampung dan menerima segala persoalan kemudian dicarikan jalan keluarnya.

12. Wadidang

Wadidang adalah bagian ricikan keris yang berada di atas greneng. Secara filosifi bermakna patuh terhadap guru. Manusia dalam hidup harus memiliki seorang guru yang menunjukkan pada jalan kebaikan. Guru harus dipatuhi karena semua apa yang disampaikannya pasti untuk kebaikan muridnya.

13. Tungkakan

Tungkakan menggambarkan semangat pantang menyerah yang selalu menuju ke atas kepada kebaikan. Menyangkut ricikan keris yang lebih detil, sebenarnya juga dibuat dengan landasan kepasrahan kepada Dzat Pencipta yang Maha Agung. Mengabdi dan menyembah kepada Sang Pencipta. Seperti yang sudah dipahami selama ini bahwa pesi merupakan simbol lelaki.

14. Gonjo 

Gonjo adalah simbol perempuan, maka wilah atau bilah keris merupakan lambang panembah jati kepada Tuhan.

15. Wilah 

Wilah yang meruncing ke atas, menyiratkan bahwa manusia harus selalu mengerucut ke atas, menyiratkan bahwa manusia harus selalu mengerucut olah batin-nya menuju kepada cahaya Allah yang terang benderang. Sementara sisi tajam di samping kanan-kiri bilah menyiratkan bahwa dalam menyembah harus menggunakan tatanan lahir dan batin atau syariat dan ma’rifat.

16. Ada-ada

Ada-ada adalah ricikan yang membentuk garis tengah dari atas sogokan menuju ke ujung keris adalah peringatan agar manusia dalam bertindak harus selalu berhati-hati. Ini artinya perilaku manusia menjadi hal yang utama.

17. Lis atau Gusen

Lis atau Gusen merupakan pengambaran hawa nafsu.

18. Bungkul

Bungkul adalah lambang tekad yang sudah bulat. Tekad untuk menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik atau tekad untuk mencari ilmu yang bermanfaat. Dalam kebulatan tekad itu, manusia juga harus memiliki landasan batin yang luas yaitu kesediaan untuk memaafkan kesalahan orang lain dan dirinya sendiri. Landasan ini dilambangkan dalam atau yang Blumbangan Pejetan berarti kesabaran.

19. Janur

Janur adalah ricikan yang terletak di antara sogokan merupakan nasehat agar manusia mesti bersifat luwes dan tidak kaku. Sebagai makhluk yang selalu menyembah kepada Allah SWT, manusia harus bersikap toleran kepada sesamanya-termasuk dalam perbedaan beragama. Selain itu sifat luwes akan memudahkan seseorang untuk menghadapi berbagai rintangan dalam hidupnya.

20. Greneng

Greneng berbentuk huruf Jawa "dha" dua kali sehingga dapat dibaca "dhadha" bisa diartikan kejujuran. Seperti ada ungkapan lama : iki dadaku, endi dadamu? (ini dadaku, mana dadamu?), maka greneng melambangkan orang yang bicaranya selalu jujur dan terus terang. 

21. Thingil

Thingil memberi gambaran agar manusia itu mesti rendah hati dan tak suka pamer. Bila memiliki kelebihan ilmu, seharusnya tak perlu ditonjol-tonjolkan, karena kalau memang berilmu, nantinya juga akan dikenal orang lain.

22. Sogokan

Sogokan mencerminkan tetang seseorang yang selalu ingin mengetahui tentang kebenaran sejati. Jadi manusia diharuskan untuk mengungkapkan tentang kebenaran, bukan hanya sekadar tahu sebatas kulit luarnya saja. Namun dalam mencari dan mencoba mengungkapkan kebenaran itu, manusia harus selalu waspada-berhati-hati agar tak merugikan manusia lain yang tak bersalah.

23. Panetes

Panetes merupakan bagian ujung keris yang lancip adalah simbol dari penyembahan kepada Tuhan yang maha kuasa.

Selasa, 06 Desember 2022

Kotak Koper Mesin Ketik dan Fungsinya

Seberapa penting kotak mesin ketik? Apakah hanya untuk aksesoris, ataukah ada fungsi-fungsi lainnya? Tulisan ini akan membahas tentang fungsi-fungsi penting kotak koper mesin ketik yang mungkin selama ini belum kita bayangkan.

Kotak mesin ketik tidak hanya sebagai asesoris, namun banyak fungsi dan manfaat yang belum banyak kita ketahui

Kotak mesin tik merupakan pelengkap dari mesin tik jenis portable. Dilihat dari namanya "portable" sudah tampak jelas bahwa mesin ketik jenis ini mudah dibawa dan mudah dijinjing. Untuk memudahkan dalam membawa dan menjinjingnya, mesin ketik portable memiliki bentuk yang cukup kecil dengan bobot yang ringan. Tak cukup di situ, mesin ketik portable juga pasti dilengkapi dengan kotak koper untuk memudahkan dalam pemindahannya dengan cara diangkat oleh satu tangan.

Meski bentuk dan bobot mesin ketik sangat mungkin untuk diangkat dengan tangan, namun tanpa kotak kopernya tetap akan kesulitan. Hal itu tidak lain karena bentuk mesin tik yang tidak rata seperti adanya tuas penarik gandaran yang mencuat ke depan, dan terdapat beberapa bagian yang mudah bergeser, seperti gandaran itu sendiri. Meski beberapa mesin ketik portable dilengkapi dengan kuncian penahan gandaran, namun dalam beberapa tipe tidak dilengkapi pengunci. Dengan kotak koper, gandaran mesin tidak akan bergeser meski dalam posisi miring.

Untuk menahan mesin ketik dari goncangan, beberapa koper mesin tik dilengkapi pengait yang ditautkan dengan bodi. Pengait ini dapat menahan mesin ketik dari goncangan saat dibawa berjalan atau ketika diangkat dan diturunkan ke tempat tertentu. Secara umum, dalam menahan mesin ketik dari goncangan, terdapat empat karakter koper dengan spesifikasi sebagai berikut:

Pertama koper dengan pengait mesin ketik. Pengait biasanya terletak di koper bagian awah (alas mesin tik) dan terdapat dua pengait yaitu pengait depan dan belakang. Dengan pengait ini mesin ketik dalam koper akan tetap berada pada tempatnya dengan aman. Pengait ini merupakan unsur penting yang ada dalam kotak koper mesin ketik. Apabila kita mendapatkan mesin ketik dengan kotak koper rusak, masih dapat direstorasi menggunakan kayu pengganti selama pengait masih lengkap. Ini sekaligus yang membedakan koper mesin ketik dan bukan.

Kotak koper bagian bawah dengan empat pengait, dua untuk mengunci bagian depan dan dua untuk mengunci bagian belakang.

Kedua, kotak koper dengan pengait ditambah dudukan kaki mesin ketik. Jenis kotak koper ini dapat mengunci dengan lebih kuat posisi mesin ketik dari pada jenis yang pertama. Ciri-ciri kotak koper jenis ini selain memiliki pengait, juga terdapat lubang yang seukuran dengan kaki mesin ketik.

Kotak koper dengan dua pengait depan, satu pengait belakang, dan dudukan kaki mesin tik (berbentuk bulat empat buah)

Ketiga, kotak koper mesin ketik dengan pengait atas. Kotak koper jenis ini menggunakan pengait berbentuk seperti sabuk yang membelit bagian atas mesin ketik. Untuk jenis koper ini biasanya menggunakan bahan yang lunak, seperi karton tebal yang dilapisi oscar dengan ukuran press bodi mesin ketik. Sehingga tutup bagian atas juga dapat menahan dan melindungi mesin ketik dari benturan.

Kotak koper mesin ketik dengan pegait atas

Keempat, kotak koper mesin ketik tanpa pegait. Kotak koper jenis ini pasti terbuat dari bahan yang lembut dan elastis dengan bentuk press bodi mesin ketik. Biasanya menggunakan karton tebal dengan balutan oscar. Karena koper tanpa pengait sama sekali, maka mesin ketik dapat bergerak bebas di dalam koper dan koper itu sendiri yang melindungi mesin ketik dari benturan, sehingga  untuk mengurangi oblak antara mesin ketik dan kotak koper, desain bangunnya mengikuti bentuk mesin ketik.

Kotak koper tanpa pengait memiliki bentuk press bodi untuk mengurangi gesekan antara mesin tik dengan kotak koper.

Dari segi bahan yang digunakan, terdapat tiga jenis. Ketiga bahan tersebut adalah plat besi dan kayu yang memiliki tekstur keras, pasti dilengkapi dengan pengait, dan karton tebal yang dibalut oscar biasanya terdapat pengait dan ada juga yang tanpa pengait sama sekali.

Selain dapat menahan goncangan, kotak koper juga dapat melindungi mesin ketik dari debu dan kotoran. Sehingga kita dapat dengan mudah menyimpan mesin ketik jenis portable dari pada mesin ketik jenis standard. Meski beberapa mesin ketik jenis standard juga dilengkapi dengan tutup, namun utup pada mesin ketik standard bukan sebagai kotak koper untuk mengangkat atau memindahkannya dari satu tempat ke tempat yang lainnya.

Mesin ketik standard dengan tutup, bukan sebagai koper namun untuk melindungi dari debu

Setelah mengetahui beberapa fungsi dan manfaatnya, kelengkapan kotak koper mesin ketik patut menjadi pertimbangan dalam membeli mesin ketik portable. Kita dapat membuat kotak baru, namun tidak pada pengaitnya. Hal tersebut ditambah lagi bahwa setiap jenis mesin ketik memiliki pengait yang berbeda-beda sesuai dengan tatakan pada bodinya. Kotak koper mesin ketik bukanlah kotak biasa, dia memang dirancang khusus untuk melindungi mesin ketik sesuai dengan merk dan tipenya.

Contoh pengait belakang mesin tik Hermes 2000 dengan spindle pin diganti baut biasa.