Kemarahan orang tua kepada anak umumnya disebabkan oleh ketidakdisiplinan anak. Misalnya saat orang tua berbelanja, lalu anak dengan memaksa meminta dibelikan barang-barang yang tidak diperlukan kemudian anak rewel dan mengamuk. Atau pada kondisi tertentu anak melakukan pembangkangan dan ketidakpatuhan sehingga menyulut kemarahan orang tua. Amarah tersebut biasanya dilampiaskan dengan memukul, membentak, dan memaki anak.
Rewel dan mengamuk yang dilakukan anak dapat dikategorikan perilaku tidak disiplin. Disiplin adalah rasa kepatuhan terhadap aturan atau pengawasan dan pengendalian. Disiplin adalah upaya untuk memberikan. Anak yang rewel, mengamuk, atau menangis tantrum merupakan satu bentuk ketidakpatuhan pada aturan dan pengawasan orang tua.
Untuk menghindari kemarahan dan pukulan terhadap anak, terdapat beberapa tips dengan menerapkan disiplin ketat pada anak. Adapun caranya sebagai berikut:
1. Bersama anak membuat aturan sederhana dan batasan, dan pastikan anak memahaminya.
Membuat aturan bersama membuat anak merasa diakui keberadaannya, sehingga dapat meunmbuhkan rasa percaya diri pada anak. Di lain itu juga dapat memahamkan anak atas aturan-aturan yang akan diterapkan berikutnya. Dengan membuat aturan bersama anak, maka anak akan dapat lebih bertanggungjawab atas aturan tersebut, selain itu anak juga tidak akan merasa keberatan dengan aturan yang disepakati tersebut.
2. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk membahas tentang isu-isu dan mengambil keputusan bersama.
Hal ini melatih anak untuk menyampaikan ide dan gagasannya sehingga melatih anak berpikir kritis. Anak akan benar-benar memahami dan mengerti aturan-aturan yang akan diputuskan dari diskusi tersebut karena ia terlibat langsung dalam menentukan aturannya.
3. Pengunaan nada suara yang tepat, yaitu pelan namun tegas.
Setelah aturan ditetapkan, maka yang dilakukan orang tua adalah mengontrol berjalannya aturan tersebut. Dalam perjalanannya dimungkinkan anak melakukan pelanggaran-pelanggaran atas aturan yang sudah disepakati. Maka jika hal tersebut terjadi, orang tua bisa mengingatkan dengan cara yang bjiak, salah satunya adalah menggunakan nada yang pelan tapi tegas.
4. Puji dan tanamkan perilaku baik.
Pujian terhadap anak merupakan salah satu bentuk apresiasi atas kebaikan dan kepatuhan yang dilakukan anak. Dengan pujian, anak akan merasa berharga terutama atas kepatuhannya pada aturan-aturan yang telah disepakati bersama orang tua.
5. Usahakan untuk mengatakan "tidak" secara konsisten pada hal-hal yang disepakati bersama
Dalam penerapan kedisiplinan kadang muncul moment-moment tertentu yang mendorong anak untuk melakukan pelanggaran. Kemudian anak mencoba melakukan negoisasi kepada orang tua untuk melakukan pelanggaran sedikit. Misalnya sudah disepakai boleh menggunakan hp pada jam-jam tertentu, namun anak memohon untuk menggunakannya di luar jam yang sudah disepakati, maka orang tua harus tegas untuk bilang tidak. Karena, sekali orang tua membolehkan anak melanggar aturan yang disepakati, maka sebenarnya ia telah merusak komitmen bersama yang dibangun sebelumnya.
Orang dewasa bisa mendorong anak-anak supaya patuh dan bisa bekerjasama dengan cara:
1. Mengetahui benar tentang karakter dan perkembangan anak
Pengetahuan orang tua tentang psikologi anak sangat diperlukan supaya dapat bertindak sesuai dengan karakter dan perkembangan anak, sehingga apa yang dilakukan dapat berdampak secara efektit terhadap anak. Ilmu psikologi yang mempelajari tentang perkembangan seseorang dari bayi hingga masa tua dinamakan Ilmu Psikologi Perkembangan. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalu bacaan-bacaan di internet yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja.
2. Bantu anak-anak untuk mengutarakan pendapat dan perasaan mereka.
Untuk memberanikan diri anak mengungkapkan persoalannya kepada orang tua merupakan salah satu hal yang cukup sulit, terutama persoalan-persoalan yang dianggap anak tidak akan mendapatkan dukungan orang tua. Namun demikian, meskipun sulit orang tua harus tetap berusaha untuk terbuka kepada anak dengan sering mengajaknya mengobrol dan berdiskusi supaya anak merasa nyaman dan aman ketika mengutarakan persaannya kepada orang tua. Orang tua mengetahui persoalan yang dihadapi anaknya sangat penting karena hal tersebut dapat membantu anak dalam mengatasi permasalahannya.
3. Mau berbicara dengan anak-anak.
Komunikasi dengan anak perlu dilakukan secara terus menerus, sehingga antara anak dan orang tua akan terbangun ikatan emosional. Hal ini akan membantu mereka untuk mengungkapkan masalah-masalah yang dihadapi, sehingga orang tua dapat membantu dengan memberikan solusi yang tepat.
4. Memahami dunia anak-anak
Memahami dunia anak dapat dilakukan dengan memahami psikologi perkembangan anak. Dengan pemahaman yang mumpuni orang tua dapat bersikap pada anak dengan sikap yang tepat.
5. Menghormati anak setiap saat, juga ketika meminta bantuan mereka
Memperlakukan anak sebagai seseorang yang otonom dan mandiri dapat membuat mereka lebih percaya diri. Sehingga dalam setiap hal, anak diperlakukan seperti orang dewasa pada umumnya, dihormati, diajak diskusi, dan lain sebagainya. Dengan perlakuan demikian, keberadaan anak menjadi terakui dan mereka akan merasakan keberadaannya.
6. Menghargai upaya anak-anak untuk membantu
Di saat anak membantu pekerjaan mungkin mereka akan melakukannya lebih lama, atau dapat mengganggu pekerjaan orang tua. Akan tetapi membolehkan anak membantu dalam melakukan pekerjaan merupakan salah satu bentuk penghargaan atas keberadaan seorang anak. Selain itu, keterlibatan anak dalam pekerjaan adalah sebagai pembangun hubungan harmonis antara anak dan orang tua.
7. Mempercayai bahwa anak-anak bisa bertanggung jawab
Beberapa tanggung jawab kecil dapat kita bebankan pada anak, hal ini untuk melatih mereka mengemban amanah. Misalnya merapikan mainan setelah dipakai, meletakkan sepatu dan sandal di rak, dan bertanggung jawab atas kebersihan kamarnya.
8. Memberi pujian atas pencapaian mereka
Pujian secara verbal dapat membuat anak merasa dihargai dan berharga. Hal ini akan menumbuhkan kepercayaandirinya sehingga anak dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik.
9. Mendorong anak-anak dengan kata-kata positif dan nyata dengan contoh dari diri kita sendiri
Cara mendidik anak yang paling efektif adalah dengan memberikan contoh langsung. Dengan contoh langsung, anak tidak hanya tahu, tapi juga mengerti dan memahami.
10. Jelaskan kepada anak perilaku yang baik dan kurang baik dengan kata-kata yang mudah dimengerti.
Penjelasan kepada anak tentang ini boleh ini tidak boleh, sangat diperlukan. Hal tersebut untuk membuat anak benar-benar memahami tentang apa yang dilaknannya. Jika anak mampu memahaminya anak akan melakukan setiap sesuatu dengan kesadaran penuh dan percaya diri.
Apabila anak tetap melakukan hal-hal buruk, maka orang tua dapat mengatasi perilaku tersebut dengan:
1. Mencabut sementara hak istimewa
2. Membiarkan anak untuk jauh dari lingkaran keluarga di tempat yang aman
3. Komentari perilakunya, bukan anaknya. Contoh, katakan perilaku tersebut tidak baik, jangan katakan kamu tidak berguna, dll.
Janganlah marah kepada anak, mereka mengalami kebahagiaan dalam waktu yang singkat. Mereka juga akan menjadi dewasa seperti orang tuanya beserta permasalah-permasalah kehidupan yang melingkupinya.
Makaeih sharingnya, harus sabar dan nahan emosi ya apalagi kalau anak sdh trantum rasanya nano2
BalasHapusBetul, bun. Untung anak saya dulu tantrumnya enggak nangis, cuma gulung2 di lantai. Jadi saya pura-pura gak tau saja lama2 dia berdiri sendiri. Hehe
Hapus