Senin, 22 Juli 2024

Proses Pemugaran Candi

Catatan kali ini dari perjalanan saya, beberapa dosen, dan mahasiswa program studi Sejarah Peradaban Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungung mengunjungi candi Plaosan Yogyakarta pada Agustus 2023 lalu. Hal yang menarik dari kunjungan kami ke Candi Plaosan (Lor) adalah ketika kami sampai di sana, terlihat beberapa pekerja dari PBCB (Pusata Balai Pelestari Cagar Budaya) yang sedang melakukan proses pemugaran candi perwara. Saya mendekati, lalu berbincang-bincang dengan Tim Pemugaran sembari mereka tetap melakukan aktifitasnya.
Mahasiswa menyimak paparan, Pak Dwi Cahyono sebagai narasumber dalam kegiatan History Tour.

Perbincangan tersebut membuka wawasan saya, betapa berat melakukan pemugaran sebuah candi. Dari wawasan tersebut rasa penasaran saya muncul, lalu membaca-baca tentang proses pemugaran Candi. Di sini akan saya uraikan dengan singkat disertai beberapa jepret dari kunjungan saya ke candi Plaosan. Berikut tahapan-tahapan dalam proses pemugaran candi;

1. Penelitian Arkeologi

Penelitian arkeologi dilakukan sejak sebelum proses pemugaran dimulai. Hal tersebut dilakukan karena memiliki beberapa manfaat di antaranya; pertama, Untuk pemahaman sejarah dan budaya. Penelitian arkeologi membantu mengungkap informasi sejarah dan budaya yang terkait dengan candi tersebut, termasuk informasi tentang periode pembangunannya, masyarakat yang membangunnya, serta fungsi dan simbolisme candi dalam konteks sosial dan religius. 

Kedua, untuk mengidentifikasi struktur asli. Penelitian arkeologi memungkinkan identifikasi dan dokumentasi struktur asli candi, termasuk bahan bangunan, teknik konstruksi, dan tata letak aslinya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa pemugaran dilakukan sesuai dengan bentuk dan struktur asli candi. Ketiga, untuk pelestarian artefak. Sebelum pemugaran, penggalian arkeologi dapat menemukan artefak penting seperti patung, relief, inskripsi, dan benda-benda ritual. Artefak-artefak ini dapat memberikan wawasan berharga tentang kehidupan religius dan budaya di masa lalu.

Keempat, untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Penelitian arkeologi dapat mengidentifikasi area candi yang rentan terhadap kerusakan atau keruntuhan. Dengan informasi ini, tindakan pencegahan dapat diambil untuk melindungi struktur yang rapuh selama proses pemugaran. Kelima, untuk mengetahui metode pemugaran yang tepat. Informasi yang diperoleh dari penelitian arkeologi membantu tim pemugaran dalam memilih metode dan bahan yang tepat untuk pemugaran, serta memastikan bahwa proses tersebut tidak merusak atau mengubah karakter asli candi.

Keenam, untuk memperoleh dokumentasi ilmiah. Penelitian arkeologi menghasilkan dokumentasi ilmiah yang komprehensif tentang candi sebelum dan sesudah pemugaran. Dokumentasi ini penting untuk kepentingan akademis dan dapat digunakan sebagai referensi di masa depan.

2. Pekerjaan Persiapan Pemugaran

Tugas persiapan pemugaran mencakup pembersihan area sekitar candi dari sampah dan batu-batu yang berserakan serta penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pemugaran (bahan dan alat pemugaran).
Terlihat petugas sedang memindahkan batu Candi menggunakan Forklift

3. Penggambaran dan Pengukuran

Kegiatan penggambaran dalam kaitan pemugaran candi adalah membuat sket gambar candi akan akan dipugar, misalnya sket gambar candi induk dan sket gambar candi perwara, serta sket gambar perancah yang menyesuaikan dengan bentuk candi.

4. Pemasangan Perancah

Perancah (scafolding) digunakan untuk mempermudah pekerjaan dalam reposisi batu ke bagian komponen candi. Bahan untuk pembuatan perancah adalah bambu petung, kayu balok dan papan kayu. Adapun volume perancah menyesuaikan dengan ukuran dan bentuk candi.
Pemasangan perancah (semacam scafolding) untuk menata ulang candi

5. Pembongkaran dan Susunan Percobaan

Proses pemugaran dimulai dengan menurunkan batu-batu candi untuk disusun kembali dengan lebih sempurna. Sebelum disusun kembali di tempat semula, dilakukan susunan percobaan yaitu penyusunan sementara candi di tempat baru untuk mengetahui kekurangan bagian batu untuk dibuatkan batu baru yang sesuai sehingga didapatkan bentuk lengkapnya. Metode pembongkaran susunan percobaan pertama kali dilakukan registrasi terlebih dahulu dengan tanda nomor dan gambar supaya memudahkan dalam pemasangan kembali. Selanjutnya batu dibongkar per lapis dan dibersihkan dari kotoran tanah, lumut, jamur dan lichen (lumut kerak).
Pembentukan batu candi yang hilang (kurang) oleh tim BPCB

6. Tahap Penyusunan Kembali

Kegiatan ini meliputi pemadatan dasar pondasi, penyusunan kembali batu candi, pengutan dengan pembetonan di dalam struktur bangunan, pemasangan angkur pada bagian yang berkonstruksi lemah, pemasangan batu baru, pemasangan lapisan kedap air. Penyusunan kembali bangunan candi menggunakan sistem anastilosis yaitu batu asli yang sudah runtuh dan berserakan dicari, dikumpulkan, diseleksi dan dilakukan penyusunan percobaan.
Pekerja akan menyusun kembali salah satu fragmen batu candi yang diambil dari susunan percobaan (sebelah kanannya)

7. Konservasi Batu

Konservasi dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menghambat atau melindungi bangunan dari pengaruh penyebab kerusakan lebih lanjut sehingga dapat memperpanjang usia bangunan. Bidang konservasi mempunyai tugas yang penting dalam pemugaran bangunan cagar budaya yaitu sejak sebelum pemugaran, pelaksanaan pemugaran dan setelah pemugaran selesai. Kegiatan kerja konservasi selama pemugaran Candi meliputi pembersihan batu (cleaning), penambalan batu (kamuflase) dan penyambungan batu. Pembersihan batu (cleaning) dilakukan secara manual dan kimiawi.

8. Finishing

Finishing dilakukan untuk pahatan batu kulit baru yang terpasang pada bagian komponen bangunan Candi.

9. Penataan Lingkungan

Kegiatan meliputi pembersihan kotoran dan sisa-sisa bongkaran candi dan pembuatan sistem drainase.
Foto dengan background Candi Plaosan Lor