Senin, 26 November 2018

Adad dan Ma’dud

Dalam bahasa Arab dikenal istilah adad dan ma’dud. Adad adalah bilangan, sedangkan ma’dud adalah sesuatu yang dikenai bilangan tersebut atau sesuatu yang dihitung.

Dalam Bahasa Arab memiliki satu karakter gramatika yang membedakan antara laki-laki dan perempuan atau pembedaan antara mudzakkar dan mu’annats. Setiap pembahasan gramatika Bahasa Arab, mudzakkar dan mua’nnats selalu diidentifikasi terlebih dahulu untuk menetukan bentuk kata selanjutnya dalam merangkai kalimat.

Pembedaan tersebut bahkan juga berlaku dalam bilangan. Artinya ada dua macam bentuk bilangan dalam Bahasa Arab, yaitu bilangan khusus untuk mudzakkar dan bilangan khusus mu’annats. Perhatikan bilangan berikut:

عدد للمذكر

عدد للمؤنث

وَاحِدٌ

أَحَدَ عَشَرَ

وَاحِدَةٌ

اِحْدَى عَشْرَةَ

 

اثْنَانِ

اِثْنَا عَشَرَ

اِثْنَتَانِ

اِثْنَتَا عَشْرَةَ

 

ثَلَاثَةٌ

ثَلَاثَةَ عَشَرَ

ثَلَاثٌ

ثَلَاثَ عَشْرَةَ

 

اَرْبَعَةٌ

اَرْبَعَةَ عَشَرَ

اَرْبَعٌ

اَرْبَعَ عَشْرَةَ

 

خَمْسَةٌ

خَمْسَةَ عَشَرَ

خَمْسٌ

خَمْسَ عَشْرَةَ

 

سِتَّةٌ

سِتَّةَ عَشَرَ

سِتٌّ

سِتَّ عَشْرَةَ

 

سَبْعَةٌ

سَبْعَةَ عَشَرَ

سَبْعٌ

سَبْعَ عَشْرَةَ

 

ثَمَانِيَةٌ

ثَمَانِيَةَ عَشَرَ

ثَمَانِي

ثَمَانِيَ عَشْرَةَ

 

تِسْعَةٌ

تِسْعَةَ عَشَرَ

تِسْعٌ

تِسْعَ عَشْرَةَ

 

عَشْرَةٌ

عِشْرُوْنَ

عَشْرٌ

عِشْرُوْنَ

 

 Apabila kita perhatikan dua kolom di atas, kita akan menemukan perbedaan antara kolom kanan dan kolom kiri. Kolom kanan adalah bilangan-bilangan khusus mudzakkar (satu sampai dua puluh) dan bilangan di kolom kiri khusus mu’annats (satu sampai dua puluh). Bilangan mudzakkar digunakan untuk menghitung sesuatu yang mudzakkar, sedangkan bilangan mu’annats digunakan untuk menghitung sesuatu yang mu’annats. Untuk dapat menghitung sesuatu dengan benar, maka dua bilangan ini harus dikuasai dan dihafalkan.

Untuk memudahkan dalam menghafalnya, kita bisa mencermati perbedaan antara adad mudzakkar dan ‘adad muannats. Pada bilangan mudzakkar satu dan dua (وَاحِدٌ & اِثْنَانِ)  tidak berakhiran ta’ marbuthoh. Sedangkan tiga sampai sepuluh berakhiran ta’ marbuthoh (ثَلَاثَةٌ - عَشْرَةٌ). Pada ‘adad mu’annats berlaku sebaliknya, satu dan dua terdapat ta’ (وَاحِدَةٌ & اِثْنَتَانِ) untuk bilangan dua, ta’nya berada setelah hufur nun. Sedangkan tiga sampai sepuluh ta’ marbuthohnya tidak ada (ثَلَاثٌ - عَشْرٌ). Hal tersebut juga berlaku sama pada bilangan sebelas sampai dua puluh.

Untuk dapat menghitung benda-benda, kita tidak cukup hafal dengan bilangan dan nama benda-benda yang dihitung. Namun kita juga harus menghafalkan bentuk-bentuk jama’ dari setiap kata yang akan dikenai bilangan. Sekarang perhatikan kolom berikut ini:

العدد والمعدود للمذكر

العدد والمعدود للمؤنث

عَامِلٌ وَاحِدٌ

أَحَدَ عَشَرَ عَامِلًا

عَامِلَةٌ وَاحِدَةٌ

اِحْدَى عَشْرَةَ عَامِلَةً

عَامِلَانِ اثْنَانِ

اِثْنَا عَشَرَ عَامِلًا

عَامِلَتَانِ اثْنَتَانِ

اِثْنَتَا عَشْرَةَ عَامِلَةً

ثَلَاثَةُ عُمَّالٍ

ثَلَاثَةَ عَشَرَ عَامِلًا

ثَلَاثُ عَامِلَاتٍ

ثَلَاثَ عَشْرَةَ عَامِلَةً

اَرْبَعَةُ عُمَّالٍ

اَرْبَعَةَ عَشَرَ عَامِلًا

اَرْبَعُ عَامِلَاتٍ

اَرْبَعَ عَشْرَةَ عَامِلَةً

خَمْسَةُ عُمَّالٍ

خَمْسَةَ عَشَرَ عَامِلًا

خَمْسُ عَامِلَاتٍ

خَمْسَ عَشْرَةَ عَامِلَةً

سِتَّةُ عُمَّالٍ

سِتَّةَ عَشَرَ عَامِلًا

سِتُّ عَامِلَاتٍ

سِتَّ عَشْرَةَ عَامِلَةً

سَبْعَةُ عُمَّالٍ

سَبْعَةَ عَشَرَ عَامِلًا

سَبْعُ عَامِلَاتٍ

سَبْعَ عَشْرَةَ عَامِلَةً

ثَمَانِيَةُ عُمَّالٍ

ثَمَانِيَةَ عَشَرَ عَامِلًا

ثَمَانِي عَامِلَاتٍ

ثَمَانِيَ عَشْرَةَ عَامِلَةً

تِسْعَةُ عُمَّالٍ

تِسْعَةَ عَشَرَ عَامِلًا

تِسْعُ عَامِلَاتٍ

تِسْعَ عَشْرَةَ عَامِلَةً

عَشْرَةُ عُمَّالٍ

عِشْرُوْنَ عَامِلًا

عَشْرُ عَامِلَاتٍ

عِشْرُوْنَ عَامِلَةً

Dua kolom di atas adalah adad (bilangan) ketika digabung dengan ma’dud (sesuatu yang dikenai bilangan). Contoh tersebut menggunakan kata عَامِلٌ (karyawan) sebagai contoh bentuk ma’dud. Apabila kita perhatikan, maka kita jumpai bahwa bentuk ma’dud pada bilangan satu, bentuknya mufrod (عَامِلٌ) dan ma’dud pada bilangan dua, bentuknya mutsanna (عَامِلَانِ) seperti yang sudah kita pelajari. Yang menjadi inti pembahasan adalah ketika ma’dud dari bilangan tiga dan seterusnya.

Jika kita perhatikan bahwa pada bilangan tiga sampai sepuluh, maka kita dapati bahwa bentuk ma’dudnya adalah jama' (bentuk kata jamak) dengan kondisi jer (berakhiran kasroh). Sehingga untuk mengatakan tiga karyawan maka kata karyawan harus berbentuk jama' dan jar (عُمَّالٍ). Sedangkan dalam bilangan sebelas sampai sembilan puluh sembilan, maka bentuk ma’dudnya tidak lagi jama', akan tetapi bentuk mufrod (kata tunggal) dan kondisi nashob (berakhiran fathah), sehingga apabila kita ingin menghitung sebelas karyawan misalnya, maka ma’dudnya berbentuk mufrod dan nashob (عَامِلًا). Hal ini berlaku untuk ma’dud mudzakkar maupun muannats.

Untuk menyusun kata adad dan ma’dud maka kita harus mengetahui terlebih dahulu ma’dud tersebut termasuk mudzakkar atau muannats. Apabila sudah kita identifikasi, maka kita bisa menentukan bentuk adadnya (mudzakkar atau muannats). Setelah kita ketahui mudzakkar atau muannats maka kita perhatikan apakah bilangan tersebut tiga sampai sepuluh, atau sebelas sampai sembilan puluh sembilan dari hal itu kita dapat menentukan apakah bentuk ma’dudnya tersebut jama' jar atau mufrod nashob. Rumusan tersebut dapat dirangkum dalam bagan berikut:

معدود

عدد

جمع جر

مفرد نصب

3 – 10

11 - 99

Untuk bilangan 20, 30, 40, 50, dan seterusnya bentuk hanya satu macam yaitu menggunakan bentuk mudzakar, meskipun ma'dudnya mudzakar atau muannast.

مؤنث

مذكر

20

عِشْرُوْنَ عَامِلَةً

20

عِشْرُوْنَ عَامِلًا

 

30

ثَلَاثُوْنَ عَامِلَةً

30

ثَلَاثُوْنَ عَامِلًا

 

40

اَرْبَعُوْنَ عَامِلَةً

40

اَرْبَعُوْنَ عَامِلًا

 

50

خَمْسُوْنَ عَامِلَةً

50

خَمْسُوْنَ عَامِلًا

 

60

سِتُّوْنَ عَامِلَةً

60

سِتُّوْنَ عَامِلًا

 

70

سَبْعُوْنَ عَامِلَةً

70

سَبْعُوْنَ عَامِلًا

 

80

ثَمَانُوْنَ عَامِلَةً

80

ثَمَانُوْنَ عَامِلًا

 

90

تِسْعُوْنَ عَامِلَةً

90

تِسْعُوْنَ عَامِلًا

 

Adapun angka satuan dalam puluhan, maka disebutkan sebelum angka puluhannya dengan mengikuti bentuk mudzakar atau muannastnya ma'dud. Perhatikan kolom berikut:

مؤنث

مذكر

 

21

وَاحِدَةٌ وَعِشْرُوْنَ عَامِلَةً

21

وَاحِدٌ وَعِشْرُوْنَ عَامِلًا

22

اِثْنَتَانِ وَعِشْرُوْنَ عَامِلَةً

22

اِثْنَانِ وَعِشْرُوْنَ عَامِلًا

23

ثَلَاثٌ وَعِشْرُوْنَ عَامِلَةً

23

ثَلَاثَةٌ وَعِشْرُوْنَ عَامِلًا

24

اَرْبَعٌ وَعِشْرُوْنَ عَامِلَةً

24

اَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ عَامِلًا

25

خَمْسٌ وَعِشْرُوْنَ عَامِلَةً

25

خَمْسَةٌ وَعِشْرُوْنَ عَامِلًا

36

سِتٌّ وَثَلَاثُوْنَ عَامِلَةً

36

سِتَّةٌ وَثَلَاثُوْنَ عَامِلًا

47

سَبْعٌ وَاَرْبَعُوْنَ عَامِلَةً

47

سَبْعَةٌ وَاَرْبَعُوْنَ عَامِلًا

58

ثَمَانِيٌّ وَخَمْسُوْنَ عَامِلَةً

58

ثَمَانِيَّةٌ وَخَمْسُوْنَ عَامِلًا

69

تِسْعٌ وَسِتُّوْنَ عَامِلَةً

69

تِسْعَةٌ وَسِتُّوْنَ عَامِلًا

Adapun adad untuk bilangan ratusan, menggunakan bentuk mudzakar. Hal tersebut dikarenakan ratusan (مائة) sebagai ma'dud bentuknya muannats. Untuk bilangan ribuan, adad berupa muannats, karena ribuan (الف) sebagai ma'dud berbentuk mudzakar. Adad ratusan dan ribuan terletak di setelah puluhan dan satuannya.

مؤنث

مذكر

100

مِائَةُ عَامِلَةٍ

100

مِائَةُ عَامِلٍ

 

200

مِائَتَا عَامِلَةٍ

200

مِائَتَا عَامِلٍ

 

300

ثَلَاثُ مِائَةِ عَامِلَةٍ

300

ثَلَاثُ مِائَةِ عَامِلٍ

 

400

اَرْبَعُ مِائَةِ عَامِلَةٍ

400

اَرْبَعُ مِائَةِ عَامِلٍ

 

500

خَمْسُ مِائَةِ عَامِلَةٍ

500

خَمْسُ مِائَةِ عَامِلٍ

 

1.000

اَلْفُ عَامِلَةٍ

1.000

اَلْفُ عَامِلٍ

 

2.000

اَلْفَا عَامِلَةٍ

2.000

اَلْفَا عَامِلٍ

 

3.000

ثَلَاثَةُ اَلْفِ عَامِلَةٍ

3.000

ثَلَاثَةُ اَلْفِ عَامِلٍ

 

4.000

اَرْبَعَةُ اَلْفِ عَامِلَةٍ

4.000

اَرْبَعَةُ اَلْفِ عَامِلٍ

 

5.000

خَمْسَةُ اَلْفِ عَامِلَةٍ

5.000

خَمْسَةُ اَلْفِ عَامِلٍ

 

Kata عامل dan عاملة contoh di atas bukan lagi sebagai ma'dud, tapi sebagai mudhof ilaihi dari ma'dud yaitu مائة atau الف. Jadi bilangannya satuan sebagai adad dan ratusan atau ribuan menjadi ma'dud.