Minggu, 18 Desember 2022

Perkembangan Studi Islam di Kalangan Ilmuwan Muslim

Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini lebih bermakna dalam arti seluas-luasnya.

Dalam pelaksanaan pendidikan Islam sangat dibutuhkan metode yang tepat, efektif, dan efisien dengan tujuan untuk menghantarkan suatu tujuan pendidikan yang telah direncanakan dan dicita-citakan. Materi yang baik dan benar saja tidak bisa tercover dengan baik jika tidak diimbangi dengan metode yang baik pula.

Kebanyakan metode yang digunakan saat ini adalah model ceramah tanpa sentuhan dan motivasi yang membuat peserta didik bangkit untuk melompat mencari potensi dan mengembangkanya. Metode yang monoton ini tentu saja menjadikan peserta didik tertekan dan seakan ingin lari dari kelasnya.

Hal yang demikian dilakukan karena pengajaran studi Islam yang ada selama ini hanya diarahkan pada terciptanya para lulusan yang dapat menghafal ajaran agama, tetapi tidak mampu mengembangkannya. Tulisan ini selain mencoba membawa pembaca untuk memiliki wawasan yang utuh dan integral tentang Islam, juga dapat mengembangkannya. Tulisan ini sebagai pengantar yang diharapkan dapat menunjukkan dengan jelas tentang bagaimana ajaran Islam itu seharusnya dipahami.

A. Memahami Perkembangan Studi Islam di Kalangan Ilmuwan Muslim

Secara Etimologi

perkembangan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perkembangan artinya perihal berkembang. Studi menurut KBBI yaitu penelitian ilmiah, kajian, telaahan, dan suatu pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh. Islam dari bahasa Arab (اسلام) merupakan agama yang di ajarkan oleh nabi muhammad SAW. Ilmuwan merupakan orang yang ahli atau banyak pengetahuan tentang suatu ilmu. Muslim berasal dari bahasa Arab “muslim”, secara harfiyah berarti seseorang yang berserah diri pada Allah, termasuk segala makhluk yang ada dibumi dan dilangit. Kata muslim diartikan penganut agama Islam.

Secara Terminologi

Perkembangan studi Islam dikalangan ilmuan muslim merupakan Sebagai aktifitas yang bergerak dalam perkembangan studi islam yang perlu mengetahui sejarah perkembangan studi islam untuk memberi arah bagi programnya. Sebab dengan adanya sejarah studi tersebut juga berfungsi sebagai ilmu pengetahuan dan sebagai langkah serta sebagai jalur langkah yang menentukan dalam mempelajarinya. Serta mengerti perkembangan apa saja yang dibuat oleh tokoh-tokoh yang memajukan studi untuk mengembangkan ilmu dari dahulu sampai sekarang ini. Dan juga mengetahui cara atau pendekatan apa saja yang digunakan dalam perkembangan studi islam.[1]

B. Perkembangan Studi Islam di Kalangan Ilmuwan Muslim

Islam telah ada sejak zaman kenabian. Sejak itu Islam terus berkembang hingga saat ini. Namun, perkembangannya Islam tidak semudah apa yang kita lihat, saat ini ajaran Islam mengalami kemunduran hingga akhirnya berjaya hingga saat ini.

Pada Tahun 1800 M disebut sebagai Islam modern sampai saat ini. Dimasa ini banyak perkembangan dalam kehidupan Islam, meliputi pendidikan, politik, perdagangan dan kebudayaan. Seluruh perkembangan Islam dirangkum dalam sejarah Islam yang terbagi menjadi 3 periode, yaitu periode klasik (650-1250 M), periode pertengahan (1250-1800 M), dan periode modern (1800-sekarang).

1. Periode klasik (650-1250 M)

Islam mengalami masa keemasan atau masa kejayaan dengan dibuktikan perluasan wilayah kekuasaan Islam adanya integrasi antar wilayah Islam dan adanya puncak kemajuan Islam di bidang Ilmu dan Sains. pada masa ini mengalami empat kali masa kepemimpinan, yaitu masa kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan sahabat (611- 622 M), Abbasiyah (656 H) dan Umayyah(masa peralihan dan pemerintahan), Dinasti Fatimah di Mesir. ciri-ciri periode ini banyak memperhatikan dari sejarah dan tanpa menutup mata terhadap dinasti-dinasti kecil. Namun sekitar tahun 1000-1250 M keutuhan umat Islam di bidang politik pecah, kekuasaan khalifah menurun, akhirnya tahun 1251 M dapat dikuasai dan di hancurkan Hulagu Khan.

2. Periode pertengahan (1250-1800 M)

Pada periode ada dua fase yaitu, fase pertama kemunduran (1250-1500 M) zaman ini desentralisasikan dan disintegrasi semakin meningkat. Banyak wilayah yang memisahkan diri dari kekuasaan pusat. Fase kedua 3 kerajaan besar (1500-1800 M). Dimulai zaman kemajuan (1500-1700 M) dengan tiga Negara, yaitu kerajaan Ustman di Turki, kerajaan Syafawi di Persia, kerajaan Mughal di India yang berjaya di bidang literature dan arsitektur. ciri-ciri periode ini kekuasaan politik terpecah-pecah dan saling bermusuhan.

3. Periode modern (1800-sekarang)

Disebut juga periode pembaharuan karena merupakan zaman kebangkitan dan kesadaran umat Islam terhadap kelemahan dirinya dan adanya untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang pengetahuan dan teknologi. Masa kebangkitan Islam atau disebut dengan masa pembaharuan mulai menggeliat pada tahun 1800 M.

Pada masa tersebut kalangan kaum muslimin banyak yang mengarahkan pemikirannya untuk kemajuan agama Islam, diantaranya ilmu pengetahuan, kebudayaan dan ajaran Islam berkembang di berbagai Negara seperti Negara India, Turki, Mesir.[2]

C. Karakteristik studi Islam oleh umat Islam dari masa ke masa

Menurut Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. karakter studi Islam merupakan karakter yang khas yang dapat dikenali melalui konsepsinya dalam berbagai bidang, seperti bidang agama, ibadah, muamalah, yang didalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, kehidupan, lingkungan hidup, kesehatan pekerjaan, serta Islam sebagai sebuah disiplin ilmu.[3]

Secara umum karakteristik studi Islam adalah ciri khusus yang ada dalam dunia pendidikan di agama Islam baik yang masalah ekonomi, pendidikan, politik, budaya dan lain-lain, yang terjadi dari masa lalu dan masa yang berlanjut selanjutnya.

Studi Islam atau biasa disebut dengan pendidikan agama Islam dari masa ke masa mempunyai banyak sekali perbedaan baik kemajuan maupun kemunduran yang pada masing-masing masa mempunyai karakternya masing-masing.

Beberapa pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam terbagi menjadi 5 periode, yaitu:

1. Periode pembinaan pendidikan Islam, yang berlangsung pada zaman Nabi Muhammad SAW.

2. Periode pertumbuhan pendidikan Islam, yang berlangsung sejak Nabi Muhammad SAW wafat sampai akhir Bani Umayyah. Yang di warnai dengan perkembangannya ilmu-ilmu naqliyah.

3. Periode kejayaan (puncak perkembangan) pendidikan Islam, yang berlangsung sejak permulaan daulah Abbasiyah sampai dengan jatuhnya Baghdad, yang di warnai berkembangnya ilmu aqliyah dan munculnya madrasah, serta memuncaknya perkembangan kebudayaan Islam.

4. Periode kemunduran pendidikan Islam, yaitu sejak jatuhnya Baghdad sampai jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon, yang ditandai dengan runtuhnya sendi-sendi kebudayaan Islam dan berpindahnya pusat-pusat pengembangan kebudayaan ke dunia Barat.

5. Periode pembaharuan pendidikan Islam, yang berlangsung sejak pendudukan Mesir oleh Napoleon sampai masa kini, yang ditandai gejala-gejala kebangkitan kembali umat dan kebudayaan Islam.[4]

D. Perkembangan Studi Islam di Kalangan Ilmuwan Muslim pada Era Modern

Setelah terjadinya banyak kasus dalam dunia penddikan Islam pada era klasik, baik dalam masa-masa pembinaan, pertumbuhan, kemunduran dan juga sempat mengalami kejayaan, pada era modern yang sekarang ini pendidikan diseluruh dunia menjadi sangat pesat perkembangannya.

Yang dikhususkan adalah perkembangan studi Islam yang semakin maju dalam penggunaan alatnya yang semakin canggih dibanding masa klasik, banyak penemuan-penemuan baru dan yang diajarkan juga sekarang sangat komplek sesuai bidangnya masing-masing, dan pada era modern banyak juga ilmuwan-ilmuwan Muslim yang bermunculan yang mengajarkan ilmunya atas tuntunan dari Allah Swt atas dasar keimanan mereka.

Pada era modern banyak bermunculan bidang-bidang ilmu pendidikan, baik pendidikan agama, ekonomi, budaya dan juga politik. Perkemangan Islam pada era modern biasanya juga disebut sebagai masa pembaharuan, para ilmuwan-ilmuwan melakukan pembaharuan dalam banyak bidang yang berlandaskan al-qur’an dan hadits. Pembaharuan tersebut mulai muncul ketika umat Islam sadar bahwa mereka telah tertinggal banyak dari bangsa Perancis dan bangsa barat lainnya yang saat itu mengalami perkembangan yang sangat pesat, dan juga kesadaran bahwa mereka telah jauh dari ajaran Rasulullah, seperti sebagai berikut :

1. Bercampurnya akidah Islamiyah dengan kemusyrikan

2. Ada sekelompk umat Islam yang hidup mementingkan kehidupan akhirat tanpa memerdulikan kehidupan dunia.

3. Orang Islam yang menganut paham kejawen.[5]

Dengan adanya penyimpangan-penyimpangan tersebut mendorong munculnya para penggagas dan pembaharu Muslim yang berusaha menyadarkan terhadap penyimpangan yang telah dilakukan agar kembali ke jalan yang di ridhoi Allah SWT. Beberapa tokoh yang mempelopori perkembangan Islam pada periode modern yaitu, Muhammad bin Abdul Wahab (1115 H/1703 M), dari Arab. Rifa’ah Badawi Rafi AtTahtawi atau At Tahw (1801 M) dari Tahta Tahub. Jamaludin Al Afghani (1839 M), dari Afghanistan.[6]

Dari sekian banyak hal yang terjadi dalam pendidikan Islam, perlu adanya perubahan dan pembaharuan pola pendidikan. Karena dari pola pendidikan yang ada sekarang kurang mampu untuk memberikan konstribusi yang cukup dalam dunia pendidkan dan masih terlalu jauh dengan kemajuan yang terjadi oleh bangsa barat. Secara garis besar, terjadi tiga pola pemikiran pemabaharuan pendidikan Islam, yaitu sebagai berikut:

1. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pendidikan modern di barat.

2. Pola pembaharuan yang berorientasi pada sumber Islam yang murni.

3. Pola pembaharuan yang berorientasi pada nasionalisme.[7]

Tokoh pembaharu yang ternama adalah Muhammad ibn Abdul Wahab di Arabia dengan Wahabiyahnya pada tahun 1703-1787 M. Gerakan berpengaruh besar pada abad ke-19. Upaya dari gerakan ini adalah memperbaiki umat Islam sesuai ajaran Islam yang telah mereka campur adukkan dengan ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke-13 telah tersebar luas di dunia Islam.

Dalam bidang ilmu pengetahuan, di Turki Usmani mengalami kemajuan dengan usaha-usaha dari Sultan Muhammad II terhadap umat Islam di negaranya untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan upaya melakukan pembaharuan dibidang pendidikan dan pengajaran, yaitu :

1. Memberikan muatan pelajaran umum

2. Upaya mendirikan “Mektebi Ma’arif”

3. Upaya mendirikan “Mektebi Ulumil Edebiyet”

4. Mendirikan perguruan tinggi dengan berbagai jurusan.[8]

E. Ragam Metode dan Pendekatan Studi Islam yang digunakan Ilmuwan Muslim Kontemporer

Beberapa pendekatan studi yang diterapkan oleh ilmuwan Muslim kontemporer yaitu:

1. Pendekatan Historis

Studi yang digunakan untuk mempelajari dan menjelaskan bentuk-bentuk dasar masa lalu.

2. Pendekatan studi perbandingan

Studi yang digunakan untuk melihat kesejajaran dan perbedaan antar agama, setiap peradaban dan kebudayaan yang berbeda dengan ciri khas tersendiri. Misalnya pertumbuhan sistem-sistem Ekonomi yang telah memberikan akibat buruk kepada sejumlah institusi tradisional agama, seperti kapitalisme modern.

3. Pendekatan studi konstektual

Studi yang digunakan untuk menghadapi agama yang dikondisikan oleh konteks sosial. Dimana terjadi perubahan elemen keagamaan dan perubahan kontektual.

4. Pendekatan studi Hermeneutis

Studi yang digunakan untuk mengetahui pengikut agama dengan menggunakan data yang jelas. (Mircea Alidiane: 475-478).

5. Pendekatan Normatif (agama)

Studi yang digunakan untuk melihat Islam atau agama-agama lain berdasarkan teks yang sudah tertulis dalam kitab suci masing-masing bercorak literal, tekstual dan absolut.[9]

6. Pendekatan Ilmu sosial

Studi yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar manusia tentang kehidupan yang diamati sebagai satu realitas obyektif untuk mendapatkan suatu formula yang bersifat universal. Pendekatan ini lebih menekankan pada aspek yang bersifat empiris.

7. Pendekatan Fenomenologi

Studi yang digunakan untuk memahami agama lain dengan berusaha untuk masuk pada suatu komunitas agama dengan melepaskan atribut yang dimilikinya.

Beberapa metode yang diterapkan yaitu:

1. Metode Filologi adalah metode penelitian berdasarkan teks dengan mempelajari dan meneliti naskah-naskah lama untuk mengerti apa yang terdapat didalamnya sehingga diketahui latar belakang kebudayaan masyarakat yang melahirkan naskah-naskah itu.

2. Metode Deskriptif adalah metode berdasarkan uraian apa adanya yang berasal dari suatu tempat atau tokoh pelaku sebuah peristiwa, metode ini digunakan jika peneliti ingin mengangkat sosok pemikir yang diteliti dengan cara menjelaskan dan menghubungkan secara cermat data dalam bentuk-bentuk pernyataan dan rumusan-rumusan pendapat.

3. Metode Komparatif adalah perbandingan antara yang satu dengan yang lainnya, metode ini bermaksud untuk menemukan tipe, corak atau kategori suatu pemikiran, kemudian memposisikannya dalam peta pemikiran secara umum, teori kemudian digunakan untuk mendeduksi pemikiran yang telah direkontruksi (dibangun kembali).

4. Metode Hermeneutika digunakan untuk menemukan hubungan pemikiran yang diteliti dengan gejala-gejala sosial yang ada. Hermeneutika adalah studi tentang prinsip-prinsip metodologi interpretasi dan ekplanasi khususnya kajian tentang prinsip-prinsip umum kitab suci.

5. Metode Filsafat berusaha untuk sampai pada kesimpulan-kesimpulan yang universal dengan meneliti akar permasalahannya. Filsafat adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membahas segala sesuatu dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan sedalam-dalamnya, sejauh didalam jangkauan kemampuan akal budi manusia.

 

DAFTAR PUSTAKA

Edi, Eko, 2015, Karakteristik Studi Islam Klasik dan Modern, Retrieved from edieko blogspot:http://edieko271.blogspot.co.id/2015/05/karakteristik-studi-islam-klasik-dan.html

Hakim, Muhammad Atang Adbul, 2012, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mirea, A, 2000, Metodologi Studi Agama, Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Muluk, M, 2013, Perkembangan Metode Studi Islam. Diambil kembali dari gubukhukum.blogspot.co.id:http://gubukhukum.blogspot.co.id/2013/01/perkembangan-metode-studi-islam_9545.html

Nata, Abudin, 2006, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nugraha, Putra, 2008, Sejarah Kebudayaan Islam, Surakarta: Fitrah.

[1] Mas Muluk “ Perkembangan Metode Studi Islam “ gubukhukum.blogspot.co.id, diakses dari http://gubukhukum.blogspot.co.id/2013/01/perkembangan-metode-studi-islam_9545.html

[2] DRS. Atang Abd Hakim, MA. dkk. 2012 metodologi studi islam. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA

[3] Abudin Nata,2006, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hlm.79

[4] Eko Edi, “Karakteristik Studi Islam Klasik dan Modern“, edieko blogspot, diakses dari http://edieko271.blogspot.co.id/2015/05/karakteristik-studi-Islam-klasik-dan.html, pada tanggal 07/10/2015 pukul 17.35

[5] Putra Nugraha, 2008, Sejarah Kebudayaan Islam, Surakarta : Fitrah, hlm.4

[6] Eko Edi., op. cit

[7] Putra Nugraha., op. cit

[8] Ibid.,

[9] Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, hlm. 34

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar