Rabu, 29 April 2020

Mesin Tik Hermes 2000 Era Kolonial

 

Ini adalah mesin tik ketiga saya, setelah membeli yang kedua dengan merk dan tipe yang sama, namun saya jual lagi. Dijual bukan karena tidak suka, namun karena tidak dapat difungsikan untuk mengetik. Hal itu disebabkan karena adanya satu gigi di bawah gandaran yang rompal. Pembelian mesin tik tersebut sekaligus memberikan pelajaran bagi saya untuk tidak terlalu percaya dengan tampilan luar. Dari tampilan memang masih bersih dan utuh seperti baru. Ternyata di dalamnya terdapat satu spare part yang rusak sehingga tidak bisa digunakan untuk menulis.


Yang menarik dari mesin tik ini adalah di kotaknya, masih terdapat identitas pemiliknya dulu. Tepatnya di bagian dalam terdapat tempelan nama dan alamat. Nama pemiliknya Giam Soe Tiong beralamatkan di Jln. Komediestraat No. 1 Semarang. Jln Komediestraat merupakan nama jalan di jaman kolonial. Sekarang jalan tersebut berubah menjadi jln Cenderawasih dan sekarang sudah menjadi dealer Honda.



Saya tertarik dengan mesin tik ini setelah membaca artikel blog Robert Mesenger, yang mengatakan mesin tik Hermes 2000 adalah yang paling keras suaranya, ia mengumpamakan suara Hermes 2000 seperti letusan pistol. Menurutnya, jika diadakan perlombaan menulis dalam satu ruangan pasti mesin tik ini menang, sebab mesin tik yang lain akan sulit berkonsentrasi karena terganggu dengan suaranya.


Mesin tik ini saya dapatkan sekitar tanggal 9 April 2016 dengan harga 700 ribu (sudah termasuk ongkir). Harga tersebut separuh dari harga mesin tik Hermes 2000 saya sebelumnya, yang sudah beralih kepemilikan oleh orang Jakarta. Kondisi awal mesin tik ini fungsi normal sebagaimana keterangan penjual. Namun setelah saya gunakan untuk mengetik beberapa baris lama kelamaan posisi kertas menjadi agak miring. Kemudian saya periksa, dan mendapatkan penyebabnya, yaitu karet pemutar kertas yang bagian bawah sudah pecah dan tidak rata. Sehingga ketia panel pengganti baris ketika ditarik, gigitan karet pada kertas tidak merata dan menyebabkan sebagian sisi tertinggal dan membuat posisi kertas miring.


Langsung saja saya bawa ke rumah pak Budi yang ada di desa Sobontoro Tulungagung. Saya kenal tukang servis mesin tik tersebut dari kasus pertama mesin tik saya. Setelah bertemu dengan pak Budi, beliau bisa memperbaiki. Begitu juga saya sampaikan keluhan karet landasan kertas yang sudah mengeras, menurut pak Budi, nanti kalau beliau ke Surabaya akan dikabari. Karena menurutnya, menganti karet gulungan kertas hanya tersedia di Surabaya. Saya mengiyakan meskipun samapai saat ini rencana tersebut belum terwujud.


Beberapa hari kemudian mesin tik saya ambil. Saya coba dengan memasukkan kertas dan menulis beberapa baris, aman. Posisi kertas tetap tegak. Hanya saja, sepertinya karet gantian yang dipasang agak lebih besar dan membuat tutup karet bergerak goser. Mesin tik-pun saya bawa pulang. Beberapa hari kemudian saya merasa tidak nyaman dengan karet yang terlalu besar tersebut. Kemudian dengan alat seadanya saya pelajari untuk membuka karet, sampai karet benar bisa terangkat. Begitu karet gulungan kertas terangkat saya kaget, ternyata yang digunakan pak Budi untuk mengganti karet yang rusak itu adalah selang. Akhirnya dengan cutter selang tersebut saya kikis dikit demi sedikit hingga ukuran menjadi pas, dan layaknya karet asli, kertas tidak menjadi geser begitu juga dengan gulungan tidak ikut bergerak.


Selain karet yang mengeras sisi minus dari mesin tik ini ada beberapa huruf yang cetakannya tidak sempurnya. Hal tersebut disebabkan karena ada goresan pada pelat huruf yang meluncur di atas kertas. Paling banyak yang rusak dialami pada huruf-uruf yang sering muncul, seperti a dan e. Namun demikian huruf masih dapat teridentifikasi dengan jelas dan mudah. Malah bisa menambah kesan klasik dari sebuah mesin tulis.


Setelah saya coba dan rasakan dengan teliti, memang mesin tik ini memiliki suara yang menyatu dari gesekan antar spare part yang bergerak serentak. Suaranya keras dan padat seperti letupan senapan sebagaimana yang disampaikan Rob. Ada tiga generasi Hermes 2000, dan ini merupakan model yang pertama (generasi pertama). Semoga nantinya akan bisa menambah dan melengkapi dua generasi setelahnya.

Jalan Komediestraat Semarang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar