Pada
tahun 2015, batu akik menjadi tren utama di Nusantara. Tua, muda, anak-anak,
seluruhnya mengandrungi batu akik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sayapun
termasuk salah satunya. Dengan populernya bebatuan mulia, emban
(cincin bingkai batu permata) yang bermacam-macam dengan keindahan yang
beraneka ragam bermunculan di pasar dan kios-kios penjualan akik. Hal itulah yang membuat saya juga tertarik. Dengan bingkai
permata yang lebih kekinian, batu akik tidak lagi tampak sebagai mistisisme,
tapi merupakan bagian dari perhiasan yang cocok dikenakan oleh semua usia dan semua kalangan.
Dari
pengalaman saya bersinggungan dengan batu-batu mulia, ada kekhasan tersendiri
pada masyarakat Indonesia dalam menyikapi beberapa bentuk motif alam yang ada
pada batu tersebut. Sikap yang khas di sini adalah pemberian nama-nama pada
motif batu tertentu. Nama-nama pada batu tersebut bukan hanya sekedar penamaan,
tapi bahkan dapat meningkatkan nilai jual. Setiap motif dapat juga dikaitkan dengan nilai mistisisme tertentu yang dalam budaya jawa
disebut sebagai pamor.
Menurut
pemahaman saya pribadi, pamor adalah aura dalam benda tertentu yang dapat
memancar kepada pemakainya. Misalnya ada motif akik yang bernama Sodo Lanang.
Menurut masyarakat akik tersebut dapat membuat pemakainya semakin maskulin. Meskipun saya
tidak mempercayai seutuhnya, namun hal tersebut mungkin saja. Bisa kita
ibaratkan seperti mode baju yang dapat memberikan pengaruh terhadap
tampilan pemakainya.
Saya menyebutnya khas nusantara karena jika diperhatikan, ada kesamaan nama-nama pada akik dengan nama-nama motif pusaka
di Indonesia. Begitu juga dengan nama-nama tersebut hanya ada di bumi nusantara ini. Di sini saya hanya mencoba menampilkan beberapa bentuk motif batu akik yang khas nusantara menurut
versi saya pribadi, yang saya peroleh dari pengamatan selama musim akik di nusantara.
1. Junjung Drajat
Junjung Drajat adalah batu akik bermotif segitiga menjulang ke atas.
2. Kendit
Disebut motif Kendit jika ada satu garis lurus yang melintang dan menyambung seakan membelah warna batu akik.
3. Tapak Jalak
Disebut Tapak Jalak karena ada dua garis yang menyilang, sehingga tampak seperti tapak (telapak) kaki burung Jalak.
4. Puser Bumi
Akik bermotif Puser Bumi jika ada guratan-guratan yang melingkar seakan-akan lingkaran-lingkaran tersebut memusar (memusat) pada bagian tengah.
5. Sodo Lanang
Disebut motif Sodo Lanang karena di dalam batu tersebut terdapat satu garis, menyerupai sodo (lidi).
6. Kantong Semar
Disebut Kantong Semar karena mempunyai bentuk seperti bunga Kantong Semar.
7. Kinurung Jagad
Disebut Kinurung Jagad (Pemekang Jagad) karena menyerupai dengan jenis motif keris yang mengalami pegat waja yaitu terdapat lubang yang memanjang ke atas.
8. Combong
Disebut combong karena mempunya motif lubang di bagian batu. Combong juga terdapat dalam pusaka keris.
Selain motif-motif akik di atas, masih ada lagi motif-motif lainnya yang tidak dimasukkan di sini. Adanya motif lainnya itu lebih disebabkan karena dari jenis batu, misalnya; motif sarang lebah atau teratai, memang karena batu tersebut berasal dari fosil karang. Ada juga motif lainnya yang disebabkan karena keberuntungan/kebetulan. Seperti motif-motif berbentuk lafadz, huruf, angka, gambar naga, gambar pewayangan, pemandangan dan lain sebagainya. Motif-motif tersebut sangat langka dan bisa dikatakan merupakan keberuntungan. Adapun nama-nama jenis motif yang saya rangkum tidak terikat oleh jenis batu atau keberuntungan. Batu apapun, jika mempunyai guratan serat seperti yang terangkum di atas, bisa dinamakan sesuai dengan motifnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar