Apabila kita berbicara soal mesin ketik, atau lebih mudah mengatakannya mesin tik, maka yang terbayang adalah jaman dulu di mana semua masih berjalan secara manual. Jaman di mana tukang pos masih menjadi seseorang yang paling ditunggu. Atau bahkan kita akan kembali pada jaman hidung mancung masih menjejakkan kakinya di bumi pertiwi. Sejarah kemerdekaan Indonesia-pun tidak lepas dari mesin ketik yatiu sebagai media menuliskan teks proklamsi kemerdekaan.
Mesin tik ditemukan pertama kali pada 1700-an dan banyak digunakan untuk menulis di berbagai profesi sampai abad 20. Pada tahun 1980an muncul komputer yang mulai menggeser posisinya sebagai media menulis. Meski demikian, di tahun 1990an mesin tik masih sering digunakan sebagai sarana untuk mengetik. Saat menjadi pengurus organisasi siswa di tingkat SLTA saya juga turut menjadi saksi pergeseran penggunaan dari mesin tik ke mesin komputer.
Saat menempuh kuliah di Malang, saya juga menggunakan mesin tik. Bukan dalam rangka penyelesaian tugas, namun sebagai media berekspresi di bidang kesusastraan. Hal itu berawal dari aturan pondok pesantren Gading tempat saya bermukim, yang tidak memperbolehkan mengaktifkan laptop di dalam pondok. Dari aturan itu muncul inisiatif untuk membeli mesin tik sebagai media menulis. Kemudian saya mewujudkannya dengan meminta bantuan Pak Mul (yang rumahnya dijadikan sekretariat Griya Baca Malang) untuk mencarikan mesin tik. Akhirnya, dari Pasar Besar Malang beliau membawakan mesin tik merk Olympia De Traveller dengan harga 200 ribu.
Dengan mesin tik tersebut saya membuat majalah dinding bertemakan sastra dengan nama SAMETIK kependekan dari Sastra Mesin Ketik. Dalam mading Sametik saya menulis puisi, cerpen, dan guyonan, kemudian saya tempelkan di balik cendela kaca. Tulisan-tulisan tersebut dibaca teman-teman dengan leluasa. Selesai menamatkan kuliah mesin tik saya bawa pulang. Selama di rumah hanya beberapa kali saya pakai untuk menulis, setelah itu saya tanggalkan.
Tiga tahun berjalan dan tiba-tiba terbesit rasa kangen mengoperasikan mesin tik. Kemudian mesin tik saya keluarkan dari penyimpanan dan membelai tutsnya dengan jari-jari menuliskan satu dua kata. Kenikmatan yang lama tertimbun saat itu juga tumbuh dan kembang. Perkembangan informasi di dunia maya membuat saya ingin tahu lebih jauh mengenai mesin tik. Tanpa menunggu waktu langsung berselancar di internet untuk melacak informasi.
Dari internet saya dapatkan banyak informasi mengenai mesin tik. Mulai dari service yang masih bertahan, sampai penulis-penulis besar yang masih menggunakan mesin tik sebagai media berkaryanya. Dan yang paling menarik dari semua itu adalah adanya kolektor-kolektor mesin tik di dalam maupun luar negeri. Sebut saja Remy Sylado penulis besar di bidang sastra yang sudah saya kenal sebelumnya, ternyata juga salah seorang kolektor mesin tik. Dalam sebuah liputan, beliau sudah mengumpulkan lebih dari seratus mesin tik. Selain Remy Sylado, ada juga kolektor lain, diantaranya penulis ternama Arswendo Atmowiloto dan Fadli Zon politikus partai Gerindra.
Setelah membaca banyak hal dari internet, saya tertarik untuk menambah mesin tik. Keinginan untuk koleksipun timbul dan tenggelam. Dengan rasa penasaran saya mencoba mencari informasi jual beli mesin tik di internet. Saat awal mula pencarian, saya mendapatkan banyak mesin tik antik ditawarkan di lapak jual beli. Namun, setelah dihubungi hampir semuanya terjual, kecuali barang yang dipatok dengan harga sangat tinggi. Dari situ, saya tahu bahwa banyak sekali pemburu mesin tik jadul di negeri ini.
Melihat dari beragamnya mesin tik yang dijual, bagi saya tidak semua mesin tik layak dikoleksi. Mesin tik yang layak koleksi adalah mesin tik keluaran tahun 1960an ke belakang atau yang masih menggunakan plat besi sebagai bahan bodi atau casing penutup. Karena tahun-tahun setelah itu produsen mesin tik mulai menggunakan bahan dari plastik sebagai bodi penutup mesin tik untuk efisiensi biaya produksi, didukung dengan keluarnya mesin tik buatan Jepang dan China yang ringkih.
Selain menentukan tahun pembuatan, saya mengutamakan mesin tik koleksi berjenis portable. Istilah portable sudah ada sejak 1930, yang digunakan sebagai istilah model mesin tik yang didesain untuk berpindah-pindah. Istilah tersebut untuk membedakan dengan mesin tik tipe standart yang biasanya berbodi bongsor dan berat, yang digunakan secara permanen di satu tempat.
Kenapa harus portable? karena bagi saya mesin tik portable memiliki nilai historis yang berbeda dengan yang tipe standart. Apabila tipe standart lebih banyak digunakan di perkantoran sebagai media tulis di bidang administrasi dan surat menyurat, tipe portable lebih dimungkinkan dimiliki oleh penulis-penulis lepas, atau penulis dengan mobilitas tinggi. Maka hipotesa saya, mesin tik portable memiliki jalan sejarah searah dengan perkembangan dunia literasi di negeri ini. Dia sebagai salah satu saksi bisu yang turut mendorong baca tulis di masa lampau. Namun demikian untuk kebutuhan display tetap lebih estetik mesin tik tipe standart yang bodinya memiliki karakter menjulang ke atas.
Kriteria berikutnya yang tak kalah penting, mesin tik koleksi harus dapat berfungsi normal. Artinya, mesin tik tersebut harus bisa digunakan untuk mengetik dan dapat bekerja dengan baik. Bagi saya, mengoleksi barang yang tidak dapat digunakan sama saja dengan menyimpan rongsokan. Kecuali jika barang tersebut benar-benar memiliki nilai historis yang tinggi, akan berbeda cara memandangnya. Misal, mesin tik yang sudah melahirkan banyak karya, mesin tik yang setia menemani selama masa studi, dan lain sebagainya.
Dengan spesifikasi yang sudah matang, akhirnya saya mulai berburu mesin tik di lapak jual beli online. Persoalan baru saya temukan saat menemukan mesin tik. Saya kesulitan untuk mengetahui tahun pembuatannya sekaligus pabrikannya. Banyak pelapak yang tidak mencantumkan deskripsi barang dengan lengkap. Pada akhirnya saya terbantu dengan salah satu website typewriterdatabase.com. Di website tersebut kita dapat melacak tahun pembuatan semua merk dengan melihat nomor seri mesin tik, sehingga kita bisa mengetahui usia mesin tik yang akan kita beli. Semakin tua tentu akan memiliki harga semakin tinggi.
Dalam perjalanan pembelian mesin tik tidak semua berjalan mulus, beberapa kali saya mengalami persoalan. Semua persoalan disebabkan karena tidak bisa melihat secara langsung mesin yang akan kita beli. Kadang saat mesin tik sudah sampai di rumah, ternyata masih ada yang perlu dibenahi untuk bisa mengetik dengan baik. Diantara hal-hal yang sering terjadi adalah persoalan spare part yang berbahan karet. Misalnya sering saya jumpai karet pada gandaran sudah mengeras, sehingga untuk mengetik kertas akan berlubang. Atau karet pemutar gulungan kertas sudah hancur, sehingga kertas tidak bisa masuk ke dalam mesin tik. Menurut tukang mesin tik, kerasnya karet disebabkan karena usia dan bisa juga karena lama tidak dipakai untuk mengetik sehingga karet menjadi getas. Jadi untuk keperluan mengetik, perhatikan betul karet-karet yang ada pada gandaran, apakah masih lunak ataukah sudah mengeras. Untuk mengetes cukup memasukkan kertas ke gandaran kemudian diketikkan titik. Kalau lubang tembus ke balik kertas, berarti karet sudah mengeras.
Persoalan lain yang sering terjadi pada mesin tik tahun tua adalah cetakan font tidak sempurna. Cetakan huruf yang meluncur ke atas kertas saat kita menekan tuts seringkali terdapat bagian yang bopeng sehingga cetakan tinta pada kertas tidak tampak sempurna. Keadaan bopeng atau tidak rata pada cetakan akan memunculkan kesan klasik dan artistik pada huruf yang tercetak. Namun jika bopeng cetakan terlalu parah, kita bahkan tidak bisa lagi mengenali huruf yang tercetak di atas kertas tersebut. Untuk mengecek hal itu cukup mengetikkan beberapa huruf yang sering muncul dalam kata, seperti huruf-huruf vokal a, i, u, e, o. Tentu dengan pita yang masih bagus sehingga terlihat dengan jelas cetakan huruf di atas kertas. Atau bisa dengan melihat melalui foto cetakan huruf-hurufnya.
Kerusakan yang paling parah yang pernah saya alami adalah rompalnya gigik di mekanik mesin tik. Dari sisi luar, mesin tik tampak prima dan sempurna, dicoba juga bisa jalan layaknya sempurna. Namun di dalamnya terdapat spare part inti yang tidak berfungsi. Untuk itu, jika ingin mengecek fungsi mekanik mesin tik, harus dicek melalui video mengenai keseluruhan tuts apakah berfungsi atau tidak begitu juga dengan pergerakan gandaran. Dengan demikian kita akan lebih yakin dan mantap untuk memboyong mesin tik yang kita inginkan.
Dari sekian kerusakan, saya mencoba mencari tukang servis mesin tik yang masih aktif di kota Tulungagung. Setelah menelisik melalui dunia maya maupun tanya kerabat, akhirnya saya temukan salah seorang tukang servis yang masih menerima perbaikan mesin tik. Beliau adalah pak Budi yang memiliki ruang kerja di rumahnya sendiri di Sobontoro Tulungagung. Meski jarang menerima orderan, namun pak Budi tetap berprofesi sebagai tukang servis panggilan di beberapa kantor. Dari pak Budi, beberapa karet pemutar gulungan kertas dapat diganti. Untuk karet gulungan kertas, menurutnya hanya ada di Surabaya. Sedang untuk gigik yang rompal, atau cetakan huruf yang rusak, harus mencari mesin tik yang sejenis untuk diambil spare part-nya yang diperlukan.
Mengenai harga, tentu tidak ada patokan pasti untuk barang-barang antik dan kuno. Tapi setidaknya kita bisa mengambil pelajaran dari situs jual beli luar negeri, semisal Ebay. Harga di luar negeri jauh lebih mahal, karena mereka menghargai literasi sehigga menghargai juga semua yang berhubungan dengannya. Dengan melihat Ebay kita bisa menentukan tingkatan mesin tik dari berbagai merk dan berbagai tipe. Misalnya saja, kita akan menjumpai mayoritas harga mesin tik standart lebih murah dibandingkan dengan portable, padahal secara kuantitas jauh lebih besar dan berbobot tipe standart. Begitu juga tidak semua tahun yang lebih tua lebih mahal dari tahun yang lebih muda. Harga di Ebay ditentukan oleh pasar dimana kualitas, efektifitas dan kenyamanan untuk mengetik menjadi pertimbangan utama selera pasar. Perlu diketahui juga, hingga saat ini masih banyak diskusi dan pembicaraan soal mesin tik di negara-negara Eropa.
Dari pengalaman tersebut saya memiliki tips untuk menggali informasi sebelum membeli mesin tik, yaitu:
1. Setelah kita tertarik dengan sebuah mesin tik, kita harus mengidentifikasi merk, model, dan tahun pembuatannya. Untuk hal ini akan sangat terbantu dengan typewrterdatabase.com. Kita bisa melacaknya melalui nomor seri atau foto. Karena di situs tersebut juga tersedia galery foto dari semua merk.
2. Kemudian dari merk dan model tersebut kita bisa mencari tahu kualitas, akselerasi dalam pengetikan, kekurangan dan kelebihan, dengan google search. Dalam hal ini situs yang sering saya kunjungi ozytypewriter.blogspot.com. Dari dua langkah tersebut kita akan semakin yakin dengan mesin tik yang kita bidik. Untuk melihat beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum membeli mesin tik dapat dibaca dalam Tips Membeli Mesin Ketik.
Begitulah pergulatan mengumpulkan mesin tik. Suka duka datang tiada yang menyangka. Mesin tik-mesin tik yang terlanjur datang dan tidak sesuai dengan harapan bisa dijual lagi dengan menjelaskan plus minusnya secara detail. Orang-orang yang mencari mesin tik untuk keperluan display atau pajangan tidak mempersoalkan fungsi atau tidaknya. Maka dengan mudah kita bisa menjualnya kembali.
Mencari barang-barang lama memang memiliki tantangan sekaligus kenikmatan tersendiri. Yang paling sangat membahagiakan dari mengoleksi mesin tik adalah bahwa mesin tik merupakan salah satu unsur penting dari hiruk pikuknya dunia literasi di nusantara ini. Ia turut bergumul dalam perjalanan panjang kaum-kaum intelektual kebanggaan negeri.
Tiga tahun berjalan dan tiba-tiba terbesit rasa kangen mengoperasikan mesin tik. Kemudian mesin tik saya keluarkan dari penyimpanan dan membelai tutsnya dengan jari-jari menuliskan satu dua kata. Kenikmatan yang lama tertimbun saat itu juga tumbuh dan kembang. Perkembangan informasi di dunia maya membuat saya ingin tahu lebih jauh mengenai mesin tik. Tanpa menunggu waktu langsung berselancar di internet untuk melacak informasi.
Dari internet saya dapatkan banyak informasi mengenai mesin tik. Mulai dari service yang masih bertahan, sampai penulis-penulis besar yang masih menggunakan mesin tik sebagai media berkaryanya. Dan yang paling menarik dari semua itu adalah adanya kolektor-kolektor mesin tik di dalam maupun luar negeri. Sebut saja Remy Sylado penulis besar di bidang sastra yang sudah saya kenal sebelumnya, ternyata juga salah seorang kolektor mesin tik. Dalam sebuah liputan, beliau sudah mengumpulkan lebih dari seratus mesin tik. Selain Remy Sylado, ada juga kolektor lain, diantaranya penulis ternama Arswendo Atmowiloto dan Fadli Zon politikus partai Gerindra.
Setelah membaca banyak hal dari internet, saya tertarik untuk menambah mesin tik. Keinginan untuk koleksipun timbul dan tenggelam. Dengan rasa penasaran saya mencoba mencari informasi jual beli mesin tik di internet. Saat awal mula pencarian, saya mendapatkan banyak mesin tik antik ditawarkan di lapak jual beli. Namun, setelah dihubungi hampir semuanya terjual, kecuali barang yang dipatok dengan harga sangat tinggi. Dari situ, saya tahu bahwa banyak sekali pemburu mesin tik jadul di negeri ini.
Koleksi mesin tik saya. Hermes 2000, Hermes Baby, Olympia SM-4, Royal Commander, Torpedo 18, dan Voss De Luxe.
Selain menentukan tahun pembuatan, saya mengutamakan mesin tik koleksi berjenis portable. Istilah portable sudah ada sejak 1930, yang digunakan sebagai istilah model mesin tik yang didesain untuk berpindah-pindah. Istilah tersebut untuk membedakan dengan mesin tik tipe standart yang biasanya berbodi bongsor dan berat, yang digunakan secara permanen di satu tempat.
Kenapa harus portable? karena bagi saya mesin tik portable memiliki nilai historis yang berbeda dengan yang tipe standart. Apabila tipe standart lebih banyak digunakan di perkantoran sebagai media tulis di bidang administrasi dan surat menyurat, tipe portable lebih dimungkinkan dimiliki oleh penulis-penulis lepas, atau penulis dengan mobilitas tinggi. Maka hipotesa saya, mesin tik portable memiliki jalan sejarah searah dengan perkembangan dunia literasi di negeri ini. Dia sebagai salah satu saksi bisu yang turut mendorong baca tulis di masa lampau. Namun demikian untuk kebutuhan display tetap lebih estetik mesin tik tipe standart yang bodinya memiliki karakter menjulang ke atas.
Dengan spesifikasi yang sudah matang, akhirnya saya mulai berburu mesin tik di lapak jual beli online. Persoalan baru saya temukan saat menemukan mesin tik. Saya kesulitan untuk mengetahui tahun pembuatannya sekaligus pabrikannya. Banyak pelapak yang tidak mencantumkan deskripsi barang dengan lengkap. Pada akhirnya saya terbantu dengan salah satu website typewriterdatabase.com. Di website tersebut kita dapat melacak tahun pembuatan semua merk dengan melihat nomor seri mesin tik, sehingga kita bisa mengetahui usia mesin tik yang akan kita beli. Semakin tua tentu akan memiliki harga semakin tinggi.
Dalam perjalanan pembelian mesin tik tidak semua berjalan mulus, beberapa kali saya mengalami persoalan. Semua persoalan disebabkan karena tidak bisa melihat secara langsung mesin yang akan kita beli. Kadang saat mesin tik sudah sampai di rumah, ternyata masih ada yang perlu dibenahi untuk bisa mengetik dengan baik. Diantara hal-hal yang sering terjadi adalah persoalan spare part yang berbahan karet. Misalnya sering saya jumpai karet pada gandaran sudah mengeras, sehingga untuk mengetik kertas akan berlubang. Atau karet pemutar gulungan kertas sudah hancur, sehingga kertas tidak bisa masuk ke dalam mesin tik. Menurut tukang mesin tik, kerasnya karet disebabkan karena usia dan bisa juga karena lama tidak dipakai untuk mengetik sehingga karet menjadi getas. Jadi untuk keperluan mengetik, perhatikan betul karet-karet yang ada pada gandaran, apakah masih lunak ataukah sudah mengeras. Untuk mengetes cukup memasukkan kertas ke gandaran kemudian diketikkan titik. Kalau lubang tembus ke balik kertas, berarti karet sudah mengeras.
Persoalan lain yang sering terjadi pada mesin tik tahun tua adalah cetakan font tidak sempurna. Cetakan huruf yang meluncur ke atas kertas saat kita menekan tuts seringkali terdapat bagian yang bopeng sehingga cetakan tinta pada kertas tidak tampak sempurna. Keadaan bopeng atau tidak rata pada cetakan akan memunculkan kesan klasik dan artistik pada huruf yang tercetak. Namun jika bopeng cetakan terlalu parah, kita bahkan tidak bisa lagi mengenali huruf yang tercetak di atas kertas tersebut. Untuk mengecek hal itu cukup mengetikkan beberapa huruf yang sering muncul dalam kata, seperti huruf-huruf vokal a, i, u, e, o. Tentu dengan pita yang masih bagus sehingga terlihat dengan jelas cetakan huruf di atas kertas. Atau bisa dengan melihat melalui foto cetakan huruf-hurufnya.
Kerusakan yang paling parah yang pernah saya alami adalah rompalnya gigik di mekanik mesin tik. Dari sisi luar, mesin tik tampak prima dan sempurna, dicoba juga bisa jalan layaknya sempurna. Namun di dalamnya terdapat spare part inti yang tidak berfungsi. Untuk itu, jika ingin mengecek fungsi mekanik mesin tik, harus dicek melalui video mengenai keseluruhan tuts apakah berfungsi atau tidak begitu juga dengan pergerakan gandaran. Dengan demikian kita akan lebih yakin dan mantap untuk memboyong mesin tik yang kita inginkan.
Dari sekian kerusakan, saya mencoba mencari tukang servis mesin tik yang masih aktif di kota Tulungagung. Setelah menelisik melalui dunia maya maupun tanya kerabat, akhirnya saya temukan salah seorang tukang servis yang masih menerima perbaikan mesin tik. Beliau adalah pak Budi yang memiliki ruang kerja di rumahnya sendiri di Sobontoro Tulungagung. Meski jarang menerima orderan, namun pak Budi tetap berprofesi sebagai tukang servis panggilan di beberapa kantor. Dari pak Budi, beberapa karet pemutar gulungan kertas dapat diganti. Untuk karet gulungan kertas, menurutnya hanya ada di Surabaya. Sedang untuk gigik yang rompal, atau cetakan huruf yang rusak, harus mencari mesin tik yang sejenis untuk diambil spare part-nya yang diperlukan.
Name board di depan rumah pak Budi.
Mengenai harga, tentu tidak ada patokan pasti untuk barang-barang antik dan kuno. Tapi setidaknya kita bisa mengambil pelajaran dari situs jual beli luar negeri, semisal Ebay. Harga di luar negeri jauh lebih mahal, karena mereka menghargai literasi sehigga menghargai juga semua yang berhubungan dengannya. Dengan melihat Ebay kita bisa menentukan tingkatan mesin tik dari berbagai merk dan berbagai tipe. Misalnya saja, kita akan menjumpai mayoritas harga mesin tik standart lebih murah dibandingkan dengan portable, padahal secara kuantitas jauh lebih besar dan berbobot tipe standart. Begitu juga tidak semua tahun yang lebih tua lebih mahal dari tahun yang lebih muda. Harga di Ebay ditentukan oleh pasar dimana kualitas, efektifitas dan kenyamanan untuk mengetik menjadi pertimbangan utama selera pasar. Perlu diketahui juga, hingga saat ini masih banyak diskusi dan pembicaraan soal mesin tik di negara-negara Eropa.
Dari pengalaman tersebut saya memiliki tips untuk menggali informasi sebelum membeli mesin tik, yaitu:
1. Setelah kita tertarik dengan sebuah mesin tik, kita harus mengidentifikasi merk, model, dan tahun pembuatannya. Untuk hal ini akan sangat terbantu dengan typewrterdatabase.com. Kita bisa melacaknya melalui nomor seri atau foto. Karena di situs tersebut juga tersedia galery foto dari semua merk.
2. Kemudian dari merk dan model tersebut kita bisa mencari tahu kualitas, akselerasi dalam pengetikan, kekurangan dan kelebihan, dengan google search. Dalam hal ini situs yang sering saya kunjungi ozytypewriter.blogspot.com. Dari dua langkah tersebut kita akan semakin yakin dengan mesin tik yang kita bidik. Untuk melihat beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum membeli mesin tik dapat dibaca dalam Tips Membeli Mesin Ketik.
Begitulah pergulatan mengumpulkan mesin tik. Suka duka datang tiada yang menyangka. Mesin tik-mesin tik yang terlanjur datang dan tidak sesuai dengan harapan bisa dijual lagi dengan menjelaskan plus minusnya secara detail. Orang-orang yang mencari mesin tik untuk keperluan display atau pajangan tidak mempersoalkan fungsi atau tidaknya. Maka dengan mudah kita bisa menjualnya kembali.
Mencari barang-barang lama memang memiliki tantangan sekaligus kenikmatan tersendiri. Yang paling sangat membahagiakan dari mengoleksi mesin tik adalah bahwa mesin tik merupakan salah satu unsur penting dari hiruk pikuknya dunia literasi di nusantara ini. Ia turut bergumul dalam perjalanan panjang kaum-kaum intelektual kebanggaan negeri.
Ada yang masih jual piranya pak?
BalasHapusPita maksud saya pak
BalasHapusMasih banyak dijual di toko alat tulis. Karena mesin printer tertentu di kasir2/kantor2 masih menggunakan pita tersebut.
BalasHapuswah ajdi inget saat bikin skripsi pakai mesin tik
BalasHapusSaya gak sanggup membayangkan saat hasil ketikan manual tersebut dicorat-coret oleh dosen pembimbing.
BalasHapusPenasaran ngetik pakai mesin tik
BalasHapusMUngkin setiap orang punya kesan berbeda-beda saat mengetik dengan mesin tik.
BalasHapusMas saya mau jual mesin ketik .. merk Baumann Erika kalo minat hubungi wa 085782732668
BalasHapus