Kehadiran agama
Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya
kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat berbagai
petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan
ini lebih bermakna dalam arti seluas-luasnya.
Dalam
pelaksanaan pendidikan Islam sangat dibutuhkan metode yang tepat, efektif, dan
efisien dengan tujuan untuk menghantarkan suatu tujuan pendidikan yang telah
direncanakan dan dicita-citakan. Materi yang baik dan benar saja tidak bisa
tercover dengan baik jika tidak diimbangi dengan metode yang baik pula.
Kebanyakan
metode yang digunakan saat ini adalah model ceramah tanpa sentuhan dan motivasi
yang membuat peserta didik bangkit untuk melompat mencari potensi dan
mengembangkanya. Metode yang monoton ini tentu saja menjadikan peserta didik
tertekan dan seakan ingin lari dari kelasnya.
Hal yang
demikian dilakukan karena pengajaran studi Islam yang ada selama ini hanya
diarahkan pada terciptanya para lulusan yang dapat menghafal ajaran agama,
tetapi tidak mampu mengembangkannya. Tulisan ini selain mencoba membawa pembaca
untuk memiliki wawasan yang utuh dan integral tentang Islam, juga dapat
mengembangkannya. Tulisan ini sebagai pengantar yang diharapkan dapat
menunjukkan dengan jelas tentang bagaimana ajaran Islam itu seharusnya
dipahami.
A. Memahami
Perkembangan Studi Islam di Kalangan Ilmuwan Muslim
Secara
Etimologi
perkembangan di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perkembangan artinya perihal
berkembang. Studi menurut KBBI yaitu penelitian ilmiah, kajian, telaahan, dan
suatu pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisis satu kasus
secara mendalam dan utuh. Islam dari bahasa Arab (اسلام)
merupakan agama yang di ajarkan oleh nabi muhammad SAW. Ilmuwan merupakan orang
yang ahli atau banyak pengetahuan tentang suatu ilmu. Muslim berasal dari
bahasa Arab “muslim”, secara harfiyah berarti seseorang yang berserah diri pada
Allah, termasuk segala makhluk yang ada dibumi dan dilangit. Kata muslim
diartikan penganut agama Islam.
Secara
Terminologi
Perkembangan
studi Islam dikalangan ilmuan muslim merupakan Sebagai aktifitas yang bergerak
dalam perkembangan studi islam yang perlu mengetahui sejarah perkembangan studi
islam untuk memberi arah bagi programnya. Sebab dengan adanya sejarah studi
tersebut juga berfungsi sebagai ilmu pengetahuan dan sebagai langkah serta
sebagai jalur langkah yang menentukan dalam mempelajarinya. Serta mengerti
perkembangan apa saja yang dibuat oleh tokoh-tokoh yang memajukan studi untuk
mengembangkan ilmu dari dahulu sampai sekarang ini. Dan juga mengetahui cara
atau pendekatan apa saja yang digunakan dalam perkembangan studi islam.[1]
B. Perkembangan
Studi Islam di Kalangan Ilmuwan Muslim
Islam telah ada
sejak zaman kenabian. Sejak itu Islam terus berkembang hingga saat ini. Namun,
perkembangannya Islam tidak semudah apa yang kita lihat, saat ini ajaran Islam
mengalami kemunduran hingga akhirnya berjaya hingga saat ini.
Pada Tahun 1800
M disebut sebagai Islam modern sampai saat ini. Dimasa ini banyak perkembangan
dalam kehidupan Islam, meliputi pendidikan, politik, perdagangan dan
kebudayaan. Seluruh perkembangan Islam dirangkum dalam sejarah Islam yang
terbagi menjadi 3 periode, yaitu periode klasik (650-1250 M), periode
pertengahan (1250-1800 M), dan periode modern (1800-sekarang).
1. Periode klasik (650-1250 M)
Islam mengalami
masa keemasan atau masa kejayaan dengan dibuktikan perluasan wilayah kekuasaan
Islam adanya integrasi antar wilayah Islam dan adanya puncak kemajuan Islam di
bidang Ilmu dan Sains. pada masa ini mengalami empat kali masa kepemimpinan,
yaitu masa kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan sahabat (611- 622 M), Abbasiyah
(656 H) dan Umayyah(masa peralihan dan pemerintahan), Dinasti Fatimah di Mesir.
ciri-ciri periode ini banyak memperhatikan dari sejarah dan tanpa menutup mata
terhadap dinasti-dinasti kecil. Namun sekitar tahun 1000-1250 M keutuhan umat
Islam di bidang politik pecah, kekuasaan khalifah menurun, akhirnya tahun 1251
M dapat dikuasai dan di hancurkan Hulagu Khan.
2. Periode pertengahan (1250-1800 M)
Pada periode
ada dua fase yaitu, fase pertama kemunduran (1250-1500 M) zaman ini
desentralisasikan dan disintegrasi semakin meningkat. Banyak wilayah yang
memisahkan diri dari kekuasaan pusat. Fase kedua 3 kerajaan besar (1500-1800
M). Dimulai zaman kemajuan (1500-1700 M) dengan tiga Negara, yaitu kerajaan
Ustman di Turki, kerajaan Syafawi di Persia, kerajaan Mughal di India yang
berjaya di bidang literature dan arsitektur. ciri-ciri periode ini kekuasaan
politik terpecah-pecah dan saling bermusuhan.
3. Periode modern (1800-sekarang)
Disebut juga
periode pembaharuan karena merupakan zaman kebangkitan dan kesadaran umat Islam
terhadap kelemahan dirinya dan adanya untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai
bidang, terutama dalam bidang pengetahuan dan teknologi. Masa kebangkitan Islam
atau disebut dengan masa pembaharuan mulai menggeliat pada tahun 1800 M.
Pada masa
tersebut kalangan kaum muslimin banyak yang mengarahkan pemikirannya untuk
kemajuan agama Islam, diantaranya ilmu pengetahuan, kebudayaan dan ajaran Islam
berkembang di berbagai Negara seperti Negara India, Turki, Mesir.[2]
C.
Karakteristik studi Islam oleh umat Islam dari masa ke masa
Menurut Prof.
Dr. H. Abuddin Nata, M.A. karakter studi Islam merupakan karakter yang khas
yang dapat dikenali melalui konsepsinya dalam berbagai bidang, seperti bidang
agama, ibadah, muamalah, yang didalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu
pengetahuan, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, kehidupan, lingkungan hidup,
kesehatan pekerjaan, serta Islam sebagai sebuah disiplin ilmu.[3]
Secara umum
karakteristik studi Islam adalah ciri khusus yang ada dalam dunia pendidikan di
agama Islam baik yang masalah ekonomi, pendidikan, politik, budaya dan
lain-lain, yang terjadi dari masa lalu dan masa yang berlanjut selanjutnya.
Studi Islam
atau biasa disebut dengan pendidikan agama Islam dari masa ke masa mempunyai
banyak sekali perbedaan baik kemajuan maupun kemunduran yang pada masing-masing
masa mempunyai karakternya masing-masing.
Beberapa
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam terbagi menjadi 5 periode, yaitu:
1. Periode pembinaan pendidikan Islam, yang
berlangsung pada zaman Nabi Muhammad SAW.
2. Periode pertumbuhan pendidikan Islam, yang
berlangsung sejak Nabi Muhammad SAW wafat sampai akhir Bani Umayyah. Yang di
warnai dengan perkembangannya ilmu-ilmu naqliyah.
3. Periode kejayaan (puncak perkembangan)
pendidikan Islam, yang berlangsung sejak permulaan daulah Abbasiyah sampai
dengan jatuhnya Baghdad, yang di warnai berkembangnya ilmu aqliyah dan
munculnya madrasah, serta memuncaknya perkembangan kebudayaan Islam.
4. Periode kemunduran pendidikan Islam, yaitu
sejak jatuhnya Baghdad sampai jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon, yang ditandai
dengan runtuhnya sendi-sendi kebudayaan Islam dan berpindahnya pusat-pusat
pengembangan kebudayaan ke dunia Barat.
5. Periode pembaharuan pendidikan Islam, yang
berlangsung sejak pendudukan Mesir oleh Napoleon sampai masa kini, yang
ditandai gejala-gejala kebangkitan kembali umat dan kebudayaan Islam.[4]
D. Perkembangan
Studi Islam di Kalangan Ilmuwan Muslim pada Era Modern
Setelah
terjadinya banyak kasus dalam dunia penddikan Islam pada era klasik, baik dalam
masa-masa pembinaan, pertumbuhan, kemunduran dan juga sempat mengalami
kejayaan, pada era modern yang sekarang ini pendidikan diseluruh dunia menjadi
sangat pesat perkembangannya.
Yang
dikhususkan adalah perkembangan studi Islam yang semakin maju dalam penggunaan
alatnya yang semakin canggih dibanding masa klasik, banyak penemuan-penemuan
baru dan yang diajarkan juga sekarang sangat komplek sesuai bidangnya
masing-masing, dan pada era modern banyak juga ilmuwan-ilmuwan Muslim yang
bermunculan yang mengajarkan ilmunya atas tuntunan dari Allah Swt atas dasar
keimanan mereka.
Pada era modern
banyak bermunculan bidang-bidang ilmu pendidikan, baik pendidikan agama,
ekonomi, budaya dan juga politik. Perkemangan Islam pada era modern biasanya
juga disebut sebagai masa pembaharuan, para ilmuwan-ilmuwan melakukan
pembaharuan dalam banyak bidang yang berlandaskan al-qur’an dan hadits.
Pembaharuan tersebut mulai muncul ketika umat Islam sadar bahwa mereka telah
tertinggal banyak dari bangsa Perancis dan bangsa barat lainnya yang saat itu
mengalami perkembangan yang sangat pesat, dan juga kesadaran bahwa mereka telah
jauh dari ajaran Rasulullah, seperti sebagai berikut :
1. Bercampurnya akidah Islamiyah dengan
kemusyrikan
2. Ada sekelompk umat Islam yang hidup
mementingkan kehidupan akhirat tanpa memerdulikan kehidupan dunia.
3. Orang Islam yang menganut paham kejawen.[5]
Dengan adanya
penyimpangan-penyimpangan tersebut mendorong munculnya para penggagas dan
pembaharu Muslim yang berusaha menyadarkan terhadap penyimpangan yang telah
dilakukan agar kembali ke jalan yang di ridhoi Allah SWT. Beberapa tokoh yang
mempelopori perkembangan Islam pada periode modern yaitu, Muhammad bin Abdul
Wahab (1115 H/1703 M), dari Arab. Rifa’ah Badawi Rafi AtTahtawi atau At Tahw
(1801 M) dari Tahta Tahub. Jamaludin Al Afghani (1839 M), dari Afghanistan.[6]
Dari sekian
banyak hal yang terjadi dalam pendidikan Islam, perlu adanya perubahan dan
pembaharuan pola pendidikan. Karena dari pola pendidikan yang ada sekarang
kurang mampu untuk memberikan konstribusi yang cukup dalam dunia pendidkan dan
masih terlalu jauh dengan kemajuan yang terjadi oleh bangsa barat. Secara garis
besar, terjadi tiga pola pemikiran pemabaharuan pendidikan Islam, yaitu sebagai
berikut:
1. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang
berorientasi pada pendidikan modern di barat.
2. Pola pembaharuan yang berorientasi pada
sumber Islam yang murni.
3. Pola pembaharuan yang berorientasi pada
nasionalisme.[7]
Tokoh pembaharu
yang ternama adalah Muhammad ibn Abdul Wahab di Arabia dengan Wahabiyahnya pada
tahun 1703-1787 M. Gerakan berpengaruh besar pada abad ke-19. Upaya dari
gerakan ini adalah memperbaiki umat Islam sesuai ajaran Islam yang telah mereka
campur adukkan dengan ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke-13 telah
tersebar luas di dunia Islam.
Dalam bidang
ilmu pengetahuan, di Turki Usmani mengalami kemajuan dengan usaha-usaha dari
Sultan Muhammad II terhadap umat Islam di negaranya untuk dapat menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan upaya melakukan pembaharuan dibidang
pendidikan dan pengajaran, yaitu :
1. Memberikan muatan pelajaran umum
2. Upaya mendirikan “Mektebi Ma’arif”
3. Upaya mendirikan “Mektebi Ulumil Edebiyet”
4. Mendirikan perguruan tinggi dengan berbagai
jurusan.[8]
E. Ragam Metode
dan Pendekatan Studi Islam yang digunakan Ilmuwan Muslim Kontemporer
Beberapa
pendekatan studi yang diterapkan oleh ilmuwan Muslim kontemporer yaitu:
1. Pendekatan Historis
Studi yang
digunakan untuk mempelajari dan menjelaskan bentuk-bentuk dasar masa lalu.
2. Pendekatan studi perbandingan
Studi yang
digunakan untuk melihat kesejajaran dan perbedaan antar agama, setiap peradaban
dan kebudayaan yang berbeda dengan ciri khas tersendiri. Misalnya pertumbuhan
sistem-sistem Ekonomi yang telah memberikan akibat buruk kepada sejumlah
institusi tradisional agama, seperti kapitalisme modern.
3. Pendekatan studi konstektual
Studi yang
digunakan untuk menghadapi agama yang dikondisikan oleh konteks sosial. Dimana
terjadi perubahan elemen keagamaan dan perubahan kontektual.
4. Pendekatan studi Hermeneutis
Studi yang
digunakan untuk mengetahui pengikut agama dengan menggunakan data yang jelas.
(Mircea Alidiane: 475-478).
5. Pendekatan Normatif (agama)
Studi yang
digunakan untuk melihat Islam atau agama-agama lain berdasarkan teks yang sudah
tertulis dalam kitab suci masing-masing bercorak literal, tekstual dan
absolut.[9]
6. Pendekatan Ilmu sosial
Studi yang
digunakan untuk mengetahui hubungan antar manusia tentang kehidupan yang
diamati sebagai satu realitas obyektif untuk mendapatkan suatu formula yang
bersifat universal. Pendekatan ini lebih menekankan pada aspek yang bersifat
empiris.
7. Pendekatan Fenomenologi
Studi yang
digunakan untuk memahami agama lain dengan berusaha untuk masuk pada suatu
komunitas agama dengan melepaskan atribut yang dimilikinya.
Beberapa metode
yang diterapkan yaitu:
1. Metode Filologi adalah metode penelitian
berdasarkan teks dengan mempelajari dan meneliti naskah-naskah lama untuk
mengerti apa yang terdapat didalamnya sehingga diketahui latar belakang
kebudayaan masyarakat yang melahirkan naskah-naskah itu.
2. Metode Deskriptif adalah metode berdasarkan
uraian apa adanya yang berasal dari suatu tempat atau tokoh pelaku sebuah
peristiwa, metode ini digunakan jika peneliti ingin mengangkat sosok pemikir
yang diteliti dengan cara menjelaskan dan menghubungkan secara cermat data
dalam bentuk-bentuk pernyataan dan rumusan-rumusan pendapat.
3. Metode Komparatif adalah perbandingan
antara yang satu dengan yang lainnya, metode ini bermaksud untuk menemukan
tipe, corak atau kategori suatu pemikiran, kemudian memposisikannya dalam peta
pemikiran secara umum, teori kemudian digunakan untuk mendeduksi pemikiran yang
telah direkontruksi (dibangun kembali).
4. Metode Hermeneutika digunakan untuk
menemukan hubungan pemikiran yang diteliti dengan gejala-gejala sosial yang
ada. Hermeneutika adalah studi tentang prinsip-prinsip metodologi interpretasi
dan ekplanasi khususnya kajian tentang prinsip-prinsip umum kitab suci.
5. Metode Filsafat berusaha untuk sampai pada
kesimpulan-kesimpulan yang universal dengan meneliti akar permasalahannya.
Filsafat adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membahas segala sesuatu
dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan sedalam-dalamnya, sejauh didalam
jangkauan kemampuan akal budi manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Edi, Eko, 2015,
Karakteristik Studi Islam Klasik dan Modern, Retrieved from edieko
blogspot:http://edieko271.blogspot.co.id/2015/05/karakteristik-studi-islam-klasik-dan.html
Hakim, Muhammad
Atang Adbul, 2012, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mirea, A, 2000,
Metodologi Studi Agama, Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Muluk, M, 2013,
Perkembangan Metode Studi Islam. Diambil kembali dari
gubukhukum.blogspot.co.id:http://gubukhukum.blogspot.co.id/2013/01/perkembangan-metode-studi-islam_9545.html
Nata, Abudin,
2006, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nugraha, Putra,
2008, Sejarah Kebudayaan Islam, Surakarta: Fitrah.
[1] Mas Muluk “
Perkembangan Metode Studi Islam “ gubukhukum.blogspot.co.id, diakses dari
http://gubukhukum.blogspot.co.id/2013/01/perkembangan-metode-studi-islam_9545.html
[2] DRS. Atang
Abd Hakim, MA. dkk. 2012 metodologi studi islam. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
[3] Abudin
Nata,2006, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hlm.79
[4] Eko Edi, “Karakteristik Studi Islam Klasik dan Modern“, edieko blogspot, diakses dari
http://edieko271.blogspot.co.id/2015/05/karakteristik-studi-Islam-klasik-dan.html,
pada tanggal 07/10/2015 pukul 17.35
[5] Putra
Nugraha, 2008, Sejarah Kebudayaan Islam, Surakarta : Fitrah, hlm.4
[6] Eko Edi.,
op. cit
[7] Putra
Nugraha., op. cit
[8] Ibid.,
[9] Azyumardi
Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, hlm. 34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar