Jumat, 01 September 2017

Perumahan Subsidi BMW Tulungagung dan Beberapa Hal yang Perlu Dicermati

Perumahan subsidi adalah program pemerintah yang bertujuan membantu masyarakat menengah ke bawah untuk memiliki rumah. Sehingga pemerintah membuat aturan khusus. Peraturan tersebut diantaranya adalah pembatasan harga dan tipe rumah. Namun meski sudah ada aturan yang jelas, pihak pengembang perumahan kadang membuat aturan baru yang bertentangan dengan aturan-aturan pemerintah tersebut.

Tulisan ini merupakan pengalaman selaku pembeli rumah subsidi dari pengembang Perumahan BMW Tulungagung. Semoga pengalaman ini dapat menjadi pertimbangan bagi calon pembeli perum subsidi BMW (Bumi Mas Wawan) khususnya, dan masyarakat peminat rumah subsidi pada umumnya. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli rumah subsidi di perumahan BMW Tulungagung:

1. Letak subsidi pada perumahan subsidi.
Perlu diketahui bahwa subsidi perumahan terletak pada agunan bunga dari bank. Saya sebelumnya mengira bahwa subsidi terletak pada pembangunan rumah, ternyata salah. Rumah subsidi sebenarnya hampir sama dengan progam KUR. Hanya saja, untuk KUR merupakan bantuan pemerintah di bidang usaha menengah ke bawah, sedangkan KPR rumah subsidi adalah bantuan pemerintah di bidang pemenuhan kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal. Besaran bunga setelah disubsidi sebesar 5 % pertahun. Subsidi akan disalurkan melalui bank setelah akad jadi. Dengan demikian subsidi tidak mempengaruhi harga rumah, apabila rumah tersebut dibeli secara cash atau tunai maka tidak mendapatkan subsidinya.

2. Diharuskan membayar penambahan mutu dan pembangunan fasum.
Dalam iklan-iklan perumahan BMW jarang disebutkan adanya biaya penambahan mutu, meski sifatnya harus/wajib. Setelah kita datang ke kantor baru disampaikan adanya penambahan mutu yang dijadikan satu dengan biaya pembangunan fasum. Jadi pembangunan fasum (fasilitas umum) seperti kanal, paving jalan, taman, pagar, dan musholla perumahan dibebankan kepada pembeli. Biaya fasum ini bisa dua sampai tiga kali lipat dari uang muka dan dibayarkan di awal bersamaan dengan uang muka. Dengan demikian uang muka yang harus dibayar akan sangat tinggi sekali. Menurut saya ini bertentangan dengan tujuan pemerintah untuk menyediakan tempat tinggal masyarakat menengah ke bawah dengan DP murah.

3. Rumah akan dibangun setelah uang muka dan biaya fasum dibayar lunas.
Jangan harap hanya dengan lunas uang muka akan dibangunkan rumah. Rumah hanya akan dibangun dengan syarat uang muka dan biaya fasum lunas. Hal ini sangat memberatkan bagi keluarga menengah ke bawah. Pengalaman pembeli, nilai uang muka dan biaya fasum yang dibayarkan di awal sebesar sepertiga dari harga rumah, belum lagi ditambah biaya KPR, dan pajak-pajak lainnya.

4. Pembatalan pembelian setelah rumah dibangun, uang muka akan dikembalikan 50 %.
Jadi harus sangat hati-hati dan jeli sebelum melunasi uang muka dan biaya fasum. Pertimbangkan dengan matang. Karena setelah pengembang mulai membangun rumah, kalau pembeli ingin membatalkan pihak pengembang hanya akan mengembalikan setengah dari uang muka. Dan tentu kita masih ingat bahwa syarat utama dibangunnya rumah adalah lunas pembayaran uang muka.

5. Hasil penambahan mutu.
Meski pembeli sudah membayar sekian banyak untuk menambah mutu kualitas rumah namun hasil pembangunannya jauh dari kualitas. Rumah dibangun tanpa cakar ayam. Hanya batu ditata kemudian diberi slup. Dan yang paling mengecewakan adalah kayu-kayu yang digunakan sebagai properti rumah. Balungan dan atap dibangun dengan kualitas kayu yang sangat rendah. Sehingga ketika musim hujan 90% rumah bermasalah dengan atap bocor. Kayu yang sudah ditembok rapat mengalami penyusutan dan membuat tembok retak menjadi jalan air hujan masuk ke dalam rumah. Kayu-kayu yang digunakan sebagai kusen dan pintu juga sangat jauh dari kualitas. Kusen banyak yang dimakan nonor, dan kayu pintu menggeliat sehingga tidak bisa dikunci dan ditutup.


Tembok retak
Tembok retak
Kusen nonoran
Pondasi dangkal
Pondasi dangkal
Tembok retak

6. Hasil pembangunan fasilitas umum.
Kanal dari batako yang seharusnya diperhalus, hanya dibiarkan begitu saja sehingga jika terdapat sampah sangat menyulitkan pembersihannya. Jalan dengan pemavingan yang alakadarnya, tembok perumahan hanya setinggi satu meter setengah dengan kualitas yang sangat buruk. Fasum berupa taman juga tidak pernah dibangun.

7. Pembeli tidak diperbolehkan menambah ataupun mengintervensi para tukang saat pembangunan rumah.
Hal ini menjadikan rumah yang dibangun dengan kualitas sebagaimana yang saya sebutkan di atas. Setelah rumah jadi, pembeli harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk merenovasi atap-atap bocor, daun pintu yang tidak bisa ditutup, meninggikan tembok belakang, dan lain sebagainya.

8. Ukuran rumah.
Pada tahun 2017 ini perumahan subsidi BMW melayani rumah dengan tipe 28-36 rumah-rumah tersebut tanpa dilengkapi dapur yang benar-benar dapat dikatakan sebagai dapur. Untuk tipe 30 tanpa dapur, sedangkan tipe 36 dilengkapi dapur dengan bentuk meja cor tempat cuci piring. Ukuran rumah yang kecil memang dimaksudkan supaya harga menjadi murah sehingga dapat dinikmati oleh kalangan menengah ke bawah.

9. Ukuran tanah.
Ukuran tanah yang tertera dalam harga 60 m persegi atau sekitar 6x10 meter. Ukuran tersebut sangatlah sempit untuk ukuran standar lahan rumah di wilayah Tulungagung. Adapun jika terdapat kelebihan tanah, maka pembeli harus membeli tanah tersebut dengan hitungan permeter dengan harga yang cukup mahal.

Demikian hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum membeli rumah subsidi di BMW Tulungagung khususnya. Semoga seklumit informasi ini dapat bermanfaat.

5 komentar:

  1. Siap2 renovasi zun.. Kalo diperum graha nirwana yg tak ambil pake galvalum zun.. Semoga kuat

    BalasHapus
  2. Jika uang muka segitu besar, jangan-jangan semua pembeli dari kalangan menengah ke atas. Gak tepat sasaran donk program pemerintahnya. Terus apa guna batasan harga maksimal yang disyaratkan dalam rumah subsidi.

    BalasHapus
  3. Jika uang muka segitu besar, jangan-jangan semua pembeli dari kalangan menengah ke atas. Gak tepat sasaran donk program pemerintahnya. Terus apa guna batasan harga maksimal yang disyaratkan dalam rumah subsidi.

    BalasHapus
  4. Perumahan subsidi cocok hanya untuk orang yang kepepet butuh rumah cepat, tp minim dana dan berpenghasilan sedang. Kalo punya cukup duit mending beli yg non subsidi.

    BalasHapus
  5. Program bagus tp tidak jadi tepat sasaran.

    BalasHapus