Sabtu, 21 Maret 2020

Lirik dan Makna Titi Kala Mangsa (Pada Suatu Ketika) Karya Sujiwo Tejo

Titi Kala Mangsa adalah salah satu lagu karangan Sujiwo Tejo yang populer di kalangan masyarakat. Banyak masyarakat yang mengatakan bahwa lagu tersebut merupakan lagunya para perindu kedamaian. Apakah lagu tersebut hanya sekedar mendeskripsikan kedamaian, ataukah akan membawa kita pada sebuah harapan akan kedamaian, mari kita kelupas liriknya hingga tampak buah maknanya.


Titi Kala Mangsa adalah bahasa Jawa, yang jika diindonesiakan menjadi Pada Suatu Ketika terdiri dari tiga kata. Kata Pada berarti di atas atau sepadan dengan kata di yang mengacu pada sebuah tempat atau waktu. Sedang kata suatu merupakan kata yang menyatakan benda yang tidak menentu, sedangkan ketika memiliki makna waktu tertentu.

Titi Kala Mangsa

Wong takon wosing dur angkara
Antarane riko aku iki
Sumebar ron-ronaning Kara
Janji sabar, sabar sak wetara wektu
Kala mangsane, nimas
Titi kala mangsa

Pamujiku dibisa
Sinuda korban jiwangga
Pamungkase kang dur angkara
Titi kala mangsa

Terjemahannya:
Orang bertanya, kapan selesainya angkara murka
Antara dirimu dan diriku ini
Tersebar daun-daun Kara
Kalau mau bersabar, bersabar untuk sementara waktu
Suatu ketika, dinda
Pada suatu ketika

Doaku semoga
Berkurang korban jiwa
Akhir dari angkara
Pada suatu ketika

Bait pada lagu ini dibuka dengan pertanyaan, kapan angkara akan selesai. Kemudian dijelaskan dalam baris berikutnya, angkara antara aku dan engkau. Lirik ini meletakkan orang yang bertanya sebagai orang ketiga, sedang objek dari yang ditanyakan adalah orang pertama si penutur lagu dan orang kedua; kamu. Di sini sebenarnya pengucap (aku) memiki kuasa penuh atas jawaban dari pertanyaan. Karena sejatinya dirinyalah yang dapat menentukan dan mengendalikan angkara yang dilakukannya.

Namun demikian, angkara murka terus tumbuh di sekujur kehidupan sebagaimana daun-daun Kara yang tersebar di seluruh pohonnya. Maka yang dapat dilakukan hanyalah bersabar untuk sementara waktu. Suatu ketika, pada suatu ketika, pastilah berakhir. Pada akhirnya kapan angkara murka mencapai titik jenuhnya tidak pernah terjawab. Kalimat "pada suatu ketika" mengacu pada waktu yang belum pasti, meskipun ada kepastian bahwa angkara murka akan mencapai titik penghabisan.

Bersabar bukan berarti hanya diam, akan tetapi kesabaran menunggu akhir angkara murka dapat dilakukan dengan berdoa, semoga korban dari angkara murka tersebut berkurang. Lagu ini mengungkapkan bahwa angkara murka sejatinya adalah unsur kehidupan itu sendiri. Selama kehidupan masih ada, maka di situlah angkara murka bersemayam. Yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha mengurangi kerusakan yang diakibatkan dari angkara tersebut.

Kalau kita telusuri kapan angkara murka mulai ada, yang paling purba adalah informasi dari kitab suci yang menceritakan tentang kesombongan setan yang tidak mau sujud kepada Nabi Adam. Begitu juga dengan kebohongan setan tentang buah Khuldi yang dimakan siti Hawa ketika di sorga.

Kemudian setelah Nabi Adam diturunkan ke dunia dan mempunyai keturunan, maka kita dapati orang pertama yang memiliki angkara adalah anak Nabi Adam yaitu Qobil ketika membunuh saudaranya sendiri, Habil. Begitu seterusnya permusuhan dan angkara selalu terjadi dalam setiap generasi sebagaimana yang tercacat dalam sejarah manusia.

Setiap manusia berpotensi mewujudkan angkara murka, karena semua angkara murka bersumber dari nafsu yang berada dalam setiap hati manusia itu sendiri. Menurut Imam Ghazali, ada 4 sifat dalam hati setiap manusia; (1) sifat kebuasan, (2) sifat kebinatangan, (2) sifat kesetanan, dan (4) sifat ketuhanan. Bagi sebagian orang dapat meredam sifat kebuasan, kebinatangan, dan kesetanan-sebagai pemicu angkara murka-, dan mengunggulkan sifat ketuhanannya. Namun lebih banyak dari kita adalah yang tidak mampu mengendalikan sifat-sifat tersebut. Maka angkara murka akan selalu ada mengiringi perjalanan hidup manusia.

2 komentar:

  1. bagus juag maknannya, aku ko ya denger lagu ay denger saja, jarang sampai menafsirkan lagunya

    BalasHapus
  2. Untuk dapat mendalami maknanya memang harus dibongkar perkata, kalimat, dan bait. Jangan lupa sambil dengerin lagunya. hehe

    BalasHapus