Kita mungkin merasa terganggu jika anak-anak berperilaku buruk terutama ketika kita melakukan aktifitas seperti memasak, pergi belanja, melakukan pekerjaan, mengobrol dengan orang lain, dalam pertemuan keluarga, dan sebagainya. Sebagai orang tua, seringkali kehilangan kesabaran dengan perilaku anak tersebut. Ketika kesabaran sudah tidak ada, maka emosi tidak dapat dikendalikan lagi, sehingga orang tua dapat memukul dan memaki anak. Padahah memukul atau memaki, memiliki dampak besar bagi anak, di antaranya adalah:
1. Membuat anak takut dan merasa tidak aman, tidak disayangi dan sedih
2. Memberikan contoh yang buruk dalam menghadapi guncangan emosi
3. Mengajak anak-anak untuk memaki, memukul, dan mencemooh kawan-kawan mereka dalam lingkungan sekolah ataupun keluarga
4. Memotivasi anak untuk berbohong dan menyembunyikan perasaan mereka supaya tidak dipukul atau dimaki
Selain memberikan dampak secara langsung, memukul dan memaki anak-anak juga dapat membangun pengertian pada mereka bahwa:
1. Kekerasan adalah hal yang lumrah
2. Siapa kuat dan besar boleh memukul dan memaki yang lemah dan kecil
3. Orang dewasa bisa mengatasi konflik dan menyatakan otoritas melalui tindak kekerasan
Dari kedua respon atas perilaku buruk anak di atas, keduanya tidak ada yang menguntungkan bagi orang tua. Keduanya merupakan tindak kekerasan. Memukul adalah kekerasan fisik, sedangkan memaki termasuk kekerasan verbal. Hal itu berarti memukul dan membentak anak sama-sama berdampak negatif bagi anak.
Jika kita mendapati diri akan memukul seorang anak, kita harus ingat bahwa anak-anak belajar dengan cara meniru perilaku orang tua. Jadi cara mengajarkan disiplin yang paling baik adalah dengan memberikan contoh yang baik bagi mereka. Ini berarti mengajak untuk berperilaku baik/terpuji dengan cara yang diharapkan, kemudian memuji mereka karena melakukannya.
Kemudian apa yang bisa kita lakukan jika kita mendapati diri akan memukul seorang anak? Pertama, menjauh dari anak, berikan waktu untuk bersabar dan berfikir tentang bagaimana cara merespon yang paling baik, lalu;
1. Bergegas kembali kepada anak dan jelaskan secara tenang mengapa kelakuannya tindak kita sukai
2. Tayakan kepada anak mengapa dia berperilaku demikian
3. Katakan kepadanya kalau kita tahu bahwa dia bisa berperilaku lebih baik dari itu
4. Katakan kepadanya kalau kelakuannya tadi membuat kita kecewa
5. Tanyakan kepada anak apa yang bisa kita lakukan supaya dia berperilaku lebih baik
6. Pastikan bahwa hukuman yang kita berikan adalah adil
7. Cari bantuan-kalau bisa, coba dibicarakan dengan orang lain.
Dengan usaha-usaha tersebut, kita secara tidak langsung mengajak anak untuk memikirkan setiap sesuatu yang pantas dilakukan dan yang tidak pantas. Di lain itu, dengan mengajaknya diskusi, anak akan terbiasa berpikir dahulu sebelum melakukan sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar