Minggu, 29 Juni 2014

Cara dan Teknik Membacakan Dongeng

Membacakan dongeng kepada anak sangat bermanfaat bagi tumbuh kembangnya, karena dapat meningkatkan beberapa kemampuan anak. Diantara manfaat membacakan dongeng bagi peningkatan kemampuan anak adalah bertambahnya kemampuan berbahasa, kemampuan mendengar, kemampuan memecahkan masalah, berkembangnya kemampuan daya imajinasi, meningkatnya kecerdasan emosi, dan bertambahnya wawasan dan pengetahuan mengenai hal-hal baru yang sebelumnya belum dimengerti anak. Jika anak belum mengerti, orang tua bisa menjelaskannya.

Untuk mencapai berkembangan tersebut, dongeng tidak hanya dibacakan serta merta kepada anak. Akan tetapi, dongeng harus dibacakan secara baik dan benar. Pembacaan dongeng yang baik dan benar harus menerapkan beberapa teknik membacakan dongeng. Hal itu seiring dengan dengan masa perkembangan anak dan kemampuan anak memahami kata dan kalimat dalam dongeng.

Berikut kami sajikan beberapa teknik mendongeng, sehingga bacaan dongeng tersebut dapat secara maksimal meningkatkan kemampuan anak. Beberapa contoh kami mengambil dari dongeng-dongeng yang terdapat dalam situs www.dongengibu.com. Diantara teknik tersebut adalah:

1. Menjelaskan kosa kata baru yang belum dimengerti oleh anak.
Kosa kata anak masih terbatas. Sehingga mungkin sekali dalam satu dongeng terdapat beberapa kosa kata yang belum diketahui anak. Dalam hal ini, orang tua/pembaca dongeng harus menjelaskannya terlebih dahulu arti dan makna kata tersebut. Penjelasan kosa kata baru bisa dilakukan saat cerita dibacakan. Ketika membacakan cerita, orang tua mengajukan pertanyaan mengenai arti beberapa kata yang sekiranya belum dimengerti anak.

Meskipun kata adalah bagian kecil dari sebuah ungkapan, namun jika artinya belum diketahui anak, maka pemahaman dari ungkapan tersebut tidak akan sempurna. Kosa kata baru misalkan kata “lanjaran” dalam cerita Kancil Mencuri Timun, kata “cawan” pada dongeng Kisah Pangeran dan Elang, dan lain sebagainya masih perlu dijelaskan oleh orang tua.

2. Menjelaskan kata-kata yang bersifat abstrak.
Kata-kata abstrak harus dijelaskan maknanya karena hal ini berhubungan dengan kemampuan konseptual anak. Anak masih belum mengerti dan memahami konsep-konsep yang ada pada kata-kata abstrak. Dengan menjelaskan makna kata-kata abstrak yang ada dalam dongeng, anak akan mengenal konsep-konsep baru. Kemampuan konseptual ini selanjutnya akan berpengaruh terhadap konsep-konsep yang ditemuinya kelak di kehidupan nyata. Misalkan konsep dalam kata-kata sabar, sayang, patuh, hormat dan lain sebagainya.

3. Menjelaskan makna dari ungkapan atau kalimat dalam cerita yang belum dimengerti anak. Misal peribahasa, perumpamaan, dan lain-lain.
Jika orang tua menemukan peribahasa atau perumpamaan dalam bacaan dongeng, maka hendaknya menjelaskannya. Karena kemungkinan besar anak belum mengenal ungkapan tersebut. Dalam peribahasa terkandung nasihat, prinsip hidup, dan aturan tingkah laku. Dengan menjelaskan makna peribahasa, anak dapat mengambil hikmah besar tentang kehidupan.

4. Mengulang-ulang bagian penting dalam dongeng.
Bagian penting dalam dongeng dapat berupa kalimat. Dalam satu dongeng biasanya terdapat kalimat-kalimat yang mengandung hikmah besar. Orang tua hendaknya mengulangi kalimat tersebut dan menjelaskannya sehingga dapat ditangkap dan diingat oleh anak. Misalnya kalimat “Perbuatan yang baik, akan dibalas dengan kebaikan juga” dalam dongeng Tahi Emas.

Selain dalam bentuk ungkapan, bagian penting dalam cerita dapat berupa adegan dan peristiwa. Dan sebagai contoh bagian penting yang berupa peristiwa adalah tatkala kancil bisa mengerti cara bercocok tanam setelah mendapatkan hukuman dari petani, dalam dongeng kancil mencuri timun. Hal itu perlu penekanan supaya dapat dimengerti dan diingat anak dengan baik.

5. Melatih ingatan dengan menanyakan kembali tokoh dan adegan dalam cerita.
Menanyakan kembali nama-nama tokoh dan menanyakan lagi adegan-adegan yang ada dalam cerita akan melatih ingatan anak. Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut anak akan berfikir dan mengingat apa yang sudah diketahuinya. Dengan berfikir, anak akan melatih fungsi otaknya dengan sebagaimana mestinya.

6. Latih anak untuk memahami berbagai karakter tokoh.
Memahami karakter tokoh bisa dengan menanyakan sifat-sifat yang dimiliki tokoh-tokoh dalam cerita. Setiap tokoh dalam cerita mempunyai karakter masih-masing yang berbeda antara satu dengan lainnya. Mengetahui karakter tokoh bisa melalui kalimat-kalimat yang diucapkan, perilaku, dan sikap tokoh terhadap berbagai persoalan. Hal ini akan bermanfaat bagi anak untuk bisa mengetahui karakter orang lain. Dan dengan mengetahui karakter orang lain, anak akan bisa bersikap dengan arif dan bijaksana.

7. Gunakan cerita sebagai media belajar berhitung.
Sangat mungkin sekali dengan bercerita kita juga melatih kemampuan berhitung anak. Misalkan dalam cerita Raja Angin, anak bisa ditanya mengenai jumlah pengrusakan Raja Angin terhadap barang-barang milik Maharani dan neneknya. Atau dalam cerita Kisah Pangeran dan Elang, anak ditanya berapa kali elang menyentak cawan yang digunakan pangeran untuk minum. Menanyakan jumlah anggota keluarga juga menjadi media berhitung yang bisa melatih kemampuan berhitung anak.

8. Selingi dengan pertanyaan yang dapat memancing komentar anak.
Meminta pendapat anak mengenai beberapa persoalan dalam dongeng dapat meningkatkan kemampuan logika anak. Anak juga akan berlatih memilah-milah antara baik dan buruk, benar dan salah. Dan ketika anak dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya, maka ia juga berlatih untuk berbicara. Menyampaikan pikirannya dengan kata-kata.

9. Pertegas beragam emosi yang terkadung dalam cerita dengan intonasi nada, mimik wajah,  dan gerakan tubuh.
Penekanan emosi tokoh dengan intonasi nada, mimik wajah, dan gerakan tubuh akan melatih anak memahami berbagai emosi dalam kehidupan nyata. Dalam tingkat selanjutnya ia juga dapat mengungkapkan perasaannya dengan berbagai emosi yang berbeda dengan benar. Seperti bagaimana ia harus bersuara dengan guru, dengan teman, bagaimana harus ia meminta sesuatu, dan lain sebagainya.

10. Bimbing imajinasi anak ke dalam latar dalam cerita.
Membimbing anak masuk ke dalam latar di dalam cerita akan meningkatkan daya imajinasi anak. Anak akan bisa merasakan sepinya malam, ramainya pasar, sejuknya hutan, dan beragam situasi dalam cerita. Berkembangnya imajinasi anak akan berpengaruh bagi kreativitasnya. Semakin daya imajinasinya baik, maka semakin kreatif anak Anda.

11. Latih anak membuat perbandingan yang ada dalam cerita dengan kejadian di kehidupan nyata.
Peristiwa-peristiwa dalam dongeng bisa dibandingkan dengan peristiwa-peristiwa yang ada dalam kehidupan nyata. Hal itu sesuai dengan anggapan bahwa struktur dalam karya sastra tercipta dari realita sosial yang ada. Ketika anak diminta mencari perbandingan keduanya, hal itu akan melatih anak menyamakan dan membedakan beberapa peristiwa. Dan hal itu dapat melatih anak untuk menyimpulkan sesuatu.

12. Melatih anak menyimpulkan hikmah yang terkadung dalam cerita.
Setelah selesai membacakan cerita, bimbing anak untuk mengambil pelajaran dan hikmah yang terkadung dalam cerita. Setiap dongeng membawa pesan hikmah yang berbeda. Mengetahui hikmah yang ada dalam cerita merupakan tujuan utama orang tua membacakan dongeng kepada anaknya. Mencari hikmah dalam cerita akan melatih anak mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang ada dalam kehidupan nyata. Baik hikmah dari peristiwa yang baik, maupun peristiwa buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar