Begitu
juga dengan tubuh perempuan, ia merupakan balutan kulit yang istimewa dari
sekian makhluk yang ada. Maka Islam menghargai kaum Hawa dengan mewajibkan mereka menutup seluruh tubuh. Dunia fashion yang berkembang setiap
tahunnya juga sebagai usaha untuk memberikan penghargaan keindahan tersebut, tak
terkecuali dengan busana muslim.
Nanida
Jenahara Nasution merupakan salah satu desainer muda yang turut menyemarakkan
perkembangan dunia Fashion busana muslim di Indonesia maupun manca negara. Dengan
mengusung konsep edgy dan simple, desain pakaian Jenahara sangat
cocok untuk dipakai di wilayah tropis seperti Indonesia ini.
Edgy dan simple merupakan pertalian dua konsep yang sebenarnya cukup rumit. Edgy berarti tajam (berkarakter), dan simple mempunyai arti sederhana. Sesuatu yang tajam biasanya memerlukan serangkaian elemen dan struktur yang cenderung berlebihan, namun oleh Jenahara, ketajaman dapat diramu dan ditampilkan dengan sederhana.
Edgy
dan simple bagi desain Jenahara bukan hanya sebatas slogan kosong, namun
benar-benar dapat termanifestasikan seutuhnya dalam mode pakaian. Kita lihat
saja seperti mode pakaian hasil karya Jenahara, dengan cutting yang sangat berani benar-benar menghasilkan karya busana yang bertekstur dan penuh semangat.
Begitu
juga dengan pemilihan warna-warna busana desain Jenahara yang cenderung
menggunakan warna dasar seperti hitam, putih, krem, dan abu-abu, akan lebih mengukuhkan
kesan sederhana dan anggun. Dari ketajaman cuttingnya menyembulkan citra energik, sedangkan pemilihan warna-warna yang kalem, akan memunculkan kesan anggun dan feminis. Hal ini merupakan perpaduan dua karakter yang saling melengkapi; energik tapi anggun, anggun tapi energik.
Di
sisi lain, penggunaan warna-warna dasar tersebut tidak akan mengungguli
rupa-rupa cantik para pemakai fashion Jenahara, sebagai kebalikan dari desain
pakaian yang menggunakan warna-warna mencolok hingga seakan eksistensi
pemakai baju berpindah pada baju tersebut. Dengan kata lain,
orang akan lebih tertarik pada busana yang dikenakan dari pada kecantikan perempuan yang mengenakan itu sendiri. Warna-warna dasar akan menjadi penyeimbang antara
keanggunan busana yang dikenakan dengan pribadi yang dibalutnya.
Pada
perkembangannya, Jenahara melahirkan anak-anak konsep yang turut mendorong konsep
edgy dan simple pada tingkat berikutnya. Hal tersebut merupakan
perwujudan eksistensi Jenahara sebagai desainer yang terus mengembangkan
karya-karya indahnya. Sebagaimana terciptanya dua tema pada dua tahun terakhir ini, yaitu Monocromatic
Navajo dan Albinism Melanism.
Busana-busana
karya Jenahara yang bertema Monocromatic Navajo menampilkan pemakaian warna-warna dasar seperti putih, hitam, dan krem dengan sedikit
sentuhan material linen dan katun. Material tersebut memang dengan sengaja
digunakan, karena Monocromatic Navajo merupakan pakaian yang didesain untuk
musim panas (jika di Indonesia musim kemarau). Dengan demikian pemakai tetap merasa nyaman meski di zona panas. Warna-warna hasil paduan antara putih, hitam, krem, dan abu-abu juga akan memberi kesan yang
lembut dan menjadi penambah keanggunan dari pemakainya.
Sedangkan busana Jenahara yang bertema Albinism Melanism, sebagian besar menggunakan warna hitam
dan putih. Hal tersebut merupakan perwujudan dari Albinism
yang berarti putih dan Melanism yang mempunyai arti gelap. Pertautan dua warna
yang kontras, ternyata oleh Jenahara juga dapat diramu menjadi satu rangkaian
yang cocok dan menawan.
Desain
pakaian dan pemilihan warna-warna oleh Nanida Jenahara, menurutnya, mempunyai keunggulan yaitu dapat
dipakai di semua acara dan mudah dipadukan. Namun lebih dari itu, konsep edgy dan simple yang ditawarkan
Jenahara juga merupakan penyesuaian dengan iklim di Indonesia. Pakaian-pakaian
Jenahara akan tetap nyaman dipakai pada musim kemarau maupun musim penghujan, karena simple dan tidak terlalu banyak elemen yang menyertainya. Pemilihan warna
juga sangat fantastis untuk iklim tropis, karena warna-warna tersebut akan menyatu dengan warna tanah dan tumbuh-tumbuhan.
Pada
akhirnya, bagi kaum hawa di negri tropis, tentu desain Jenahara dapat dijadikan
pilihan dalam mengenakan busana. Edgy yang menampilkan kesan energik, dan simple yang menampilkan kesan anggun, selain
menjadi wilayah eksotis tersendiri, juga mengutamakan kenyamanan bagi pemakaiannya. Eksistensi keindahan perempuan pun tidak akan terlindas oleh
bentuk baju yang rempong dan warna-warna yang mencolok. Desain Jenahara tidak
akan menggaggu keindahan perempuan, namun justru sebagai pemanis dan
penyempurna.
Pakaian-pakaian
Jenahara yang ready to wear bisa kita lihat dan kita dapatkan dengan mudah di blibli.com atau toko online lainnya. Semoga dengan pakaian yang edgy dan simple, kita bisa merayakan lebaran dengan anggun dan penuh semangat, dan semoga dapat menjadi pelengkap kemeriahan hari Raya Idul Fitri tahun ini dan pada tahun-tahun berikutnya.
warnanya kalem, suka :)
BalasHapusBarangkali memakai baju itu akan tampak lebih langsing ya mbak. Hehehe
BalasHapusTerimakasih sudah mampir..
Hmm memang edgy dan simple..
BalasHapus