Sabtu, 25 Juni 2016

Tampil Anggun di Iklim Tropis Bersama Jenahara

Bila diibaratkan, perempuan adalah batu permata, sedangkan laki-laki laksana batu kali. Oleh karena itu, batu permata sudah seharusnya mendapatkan perlindungan dan perlakuan yang ekstra lembut dan safety. Tak heran jika setiap batu permata dibuatkan tempat khusus yang bervariasi dan berlapis beludru sehingga membuatnya tetap terjaga.

Begitu juga dengan tubuh perempuan, ia merupakan balutan kulit yang istimewa dari sekian makhluk yang ada. Maka Islam menghargai kaum Hawa dengan mewajibkan mereka menutup seluruh tubuh. Dunia fashion yang berkembang setiap tahunnya juga sebagai usaha untuk memberikan penghargaan keindahan tersebut, tak terkecuali dengan busana muslim.

Nanida Jenahara Nasution merupakan salah satu desainer muda yang turut menyemarakkan perkembangan dunia Fashion busana muslim di Indonesia maupun manca negara. Dengan mengusung konsep edgy dan simple, desain pakaian Jenahara sangat cocok untuk dipakai di wilayah tropis seperti Indonesia ini.

Edgy dan simple merupakan pertalian dua konsep yang sebenarnya cukup rumit. Edgy berarti tajam (berkarakter), dan simple mempunyai arti sederhana. Sesuatu yang tajam biasanya memerlukan serangkaian elemen dan struktur yang cenderung berlebihan, namun oleh Jenahara, ketajaman dapat diramu dan ditampilkan dengan sederhana.

Edgy dan simple bagi desain Jenahara bukan hanya sebatas slogan kosong, namun benar-benar dapat termanifestasikan seutuhnya dalam mode pakaian. Kita lihat saja seperti mode pakaian hasil karya Jenahara, dengan cutting yang sangat berani benar-benar menghasilkan karya busana yang bertekstur dan penuh semangat.

Begitu juga dengan pemilihan warna-warna busana desain Jenahara yang cenderung menggunakan warna dasar seperti hitam, putih, krem, dan abu-abu, akan lebih mengukuhkan kesan sederhana dan anggun. Dari ketajaman cuttingnya menyembulkan citra energik, sedangkan pemilihan warna-warna yang kalem, akan memunculkan kesan anggun dan feminis. Hal ini merupakan perpaduan dua karakter yang saling melengkapi; energik tapi anggun, anggun tapi energik.

Di sisi lain, penggunaan warna-warna dasar tersebut tidak akan mengungguli rupa-rupa cantik para pemakai fashion Jenahara, sebagai kebalikan dari desain pakaian yang menggunakan warna-warna mencolok hingga seakan eksistensi pemakai baju berpindah pada baju tersebut. Dengan kata lain, orang akan lebih tertarik pada busana yang dikenakan dari pada kecantikan perempuan yang mengenakan itu sendiri. Warna-warna dasar akan menjadi penyeimbang antara keanggunan busana yang dikenakan dengan pribadi yang dibalutnya.

Pada perkembangannya, Jenahara melahirkan anak-anak konsep yang turut mendorong konsep edgy dan simple pada tingkat berikutnya. Hal tersebut merupakan perwujudan eksistensi Jenahara sebagai desainer yang terus mengembangkan karya-karya indahnya. Sebagaimana terciptanya dua tema pada dua tahun terakhir ini, yaitu Monocromatic Navajo dan Albinism Melanism.

Busana-busana karya Jenahara yang bertema Monocromatic Navajo menampilkan pemakaian warna-warna dasar seperti putih, hitam, dan krem dengan sedikit sentuhan material linen dan katun. Material tersebut memang dengan sengaja digunakan, karena Monocromatic Navajo merupakan pakaian yang didesain untuk musim panas (jika di Indonesia musim kemarau). Dengan demikian pemakai tetap merasa nyaman meski di zona panas. Warna-warna hasil paduan antara putih, hitam, krem, dan abu-abu juga akan memberi kesan yang lembut dan menjadi penambah keanggunan dari pemakainya.

Sedangkan busana Jenahara yang bertema Albinism Melanism, sebagian besar menggunakan warna hitam dan putih. Hal tersebut merupakan perwujudan dari Albinism yang berarti putih dan Melanism yang mempunyai arti gelap. Pertautan dua warna yang kontras, ternyata oleh Jenahara juga dapat diramu menjadi satu rangkaian yang cocok dan menawan.

Desain pakaian dan pemilihan warna-warna oleh Nanida Jenahara, menurutnya, mempunyai keunggulan yaitu dapat dipakai di semua acara dan mudah dipadukan. Namun lebih dari itu, konsep edgy dan simple yang ditawarkan Jenahara juga merupakan penyesuaian dengan iklim di Indonesia. Pakaian-pakaian Jenahara akan tetap nyaman dipakai pada musim kemarau maupun musim penghujan, karena simple dan tidak terlalu banyak elemen yang menyertainya. Pemilihan warna juga sangat fantastis untuk iklim tropis, karena warna-warna tersebut akan menyatu dengan warna tanah dan tumbuh-tumbuhan.

Pada akhirnya, bagi kaum hawa di negri tropis, tentu desain Jenahara dapat dijadikan pilihan dalam mengenakan busana. Edgy yang menampilkan kesan energik, dan simple yang menampilkan kesan anggun, selain menjadi wilayah eksotis tersendiri, juga mengutamakan kenyamanan bagi pemakaiannya. Eksistensi keindahan perempuan pun tidak akan terlindas oleh bentuk baju yang rempong dan warna-warna yang mencolok. Desain Jenahara tidak akan menggaggu keindahan perempuan, namun justru sebagai pemanis dan penyempurna.

Pakaian-pakaian Jenahara yang ready to wear bisa kita lihat dan kita dapatkan dengan mudah di blibli.com atau toko online lainnya. Semoga dengan pakaian yang edgy dan simple, kita bisa merayakan lebaran dengan anggun dan penuh semangat, dan semoga dapat menjadi pelengkap kemeriahan hari Raya Idul Fitri tahun ini dan pada tahun-tahun berikutnya.

3 komentar:

  1. Barangkali memakai baju itu akan tampak lebih langsing ya mbak. Hehehe
    Terimakasih sudah mampir..

    BalasHapus
  2. Hmm memang edgy dan simple..

    BalasHapus